TEMPO.CO, Paris, - Seniman Rusia, Pyotr Pavlensky, yang terkenal dengan aksi protesnya yang radikal, telah kabur ke Prancis untuk mencari suaka.
Seperti dilansir The Guardian, Selasa 17 Januari 2017, Pavlensky, 32 tahun, yang terkenal karena pernah melakukan aksi protes dengan cara memaku skrotum atau kantong zakarnya ke batu kobel pelataran Lapangan Merah pada 10 November 2013, menyebut pelariannya dipicu tuduhan terhadap pasangannya, Oksana Shalygina.
Berita terkait: Protes, Pria Ini Paku Penis Sendiri di Trotoar
Shalygina dituduh melakukan kejahatan seksual yang ia bantah. Pasangan ini tiba di ibu kota Paris pada Sabtu 14 Januari 2017 lalu dengan kedua anak mereka.
“Jika bertahan di Rusia, Oksana dan saya akan menjalani hukuman di kamp hingga 10 tahun,” kata dia.
Baca Juga:
Tuduhan itu dilontarkan seorang aktris perempuan kolega Shalygina di Teatr.doc. “Saya tidak tahu motifnya, tapi dakwaan ini kerap dibuat pemerintah untuk mengkriminalisasi warga,” ujar dia kepada stasiun televisi Ukraina, Hromadske.
Pavlensky dan Shalygina ditangkap di bandara Moskow pada 14 Desember 2016 setelah kembali dari Warsawa, Polandia. Pasangan ini kemudian dibebaskan dan kemudian lari menuju Paris melalui Belarusia dan Ukraina.
Pavlensky adalah satu dari sedikit seniman Rusia yang berani menentang kebebasan berekspresi dengan aksi radikal yang kerap menyakitkan dirinya sendiri.
“Karya seni saya memang politis, sebagai sindiran ketika individual diperlakukan sebagai binatang ternak.”
Terkenal dengan pertunjukkan di Lapangan Merah pada 2013, Pavlensky juga pernah menjahit mulutnya saat memprotes pemenjaraan anggota Pussy Riot. Dia juga pernah membalut tubuhnya dengan kawat berduri hingga memotong telinganya.
Pada November 2015, ia membakar pintu gedung FSB, polisi rahasia Rusia. Sebelumnya ia sempat dibui selama tujuh bulan karena merusak pintu penjara Lubyanka hingga akhirnya dibebaskan pada Juni lalu.
THE GUARDIAN | SITA PLANASARI AQUADINI