TEMPO.CO, Badung – Pemerintah Kabupaten Badung mendukung peluncuran buku yang dibuat Paguyuban Isana Dewata, yang menceritakan tragedi korban bom Bali beberapa tahun lalu, yang segera diluncurkan pada 12 Oktober 2017.
”Pemkab Badung siap mendukung peluncuran buku ini, dan siap membantu pendampingan keluarga korban yang ditinggalkan karena tragedi bom Bali beberapa tahun silam,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Badung, Kompyang R. Swandika, di Mangupura, Selasa, 17 Januari 2017.
Baca juga:
Herlina Kasim Wafat, Pending Emas Si Pembebas Irian Barat
Ia mengatakan Paguyuban Isana Dewata merupakan paguyuban anggota keluarga (istri dan anak) korban yang ditinggalkan akibat tragedi bom Bali di Ground Zero Legian, Kafe Jimbaran, dan Kuta Squere.
Kompyang, yang menerima kunjungan Sekretaris Paguyuban Isana Dewata Thiolina F. Marpaung di Puspem Badung yang didampingi Kasubag Generasi Muda dan Olahraga Bagian Kesra Wayan Wiranata, berharap peluncuran buku nanti dapat menggugah hati masyarakat dunia dan Indonesia.
”Karena buku ini menceritakan penderitaan dan kepedihan anggota keluarga bom Bali yang menentang aksi terorisme,” katanya.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan mempunyai kewajiban menjaga, merawat, dan memelihara Monumen Perdamaian di Ground Zero Legian.
”Monumen itu tetap kami rawat dan jaga. Hal ini sangat penting agar generasi muda mengetahui dan paham bahwa di lokasi itu pernah terjadi aksi biadab yang menyebabkan ratusan korban meninggal dan puluhan orang luka-luka serta membiaskan trauma kepada para korban yang masih hidup,” ujarnya.
Hal itu dilakukan Pemkab Badung karena monumen perdamaian ini memiliki sejarah bagi masyarakat di seluruh dunia.
Adapun Sekretaris Paguyuban, Thiolina F. Marpaung, mengatakan tujuan peluncuran buku kisah korban bom Bali beserta keluarganya ini adalah menggugah masyarakat luas agar bersama-sama menjaga Pulau Dewata supaya tidak terjadi lagi peristiwa serupa.
”Paguyuban ini menaungi korban bom Bali, baik yang terjadi di ground zero, Kafe Jimbaran, maupun Kuta Squere,” ujarnya.
ANTARA
Simak:
Apakah Itu Pengajian Politik Islam, Ini Kata Hamdan Zoelva
Ada Presiden, Menteri Pidato 7 Menit Saja