TEMPO.CO, Moskow - Otoritas Palestina, Fatah, sepakat dengan Hamas membentuk pemerintah bersatu untuk membangun Palestina. Kesepakatan itu dicapai pada Selasa dinihari waktu setempat, 17 Januari 2017, setelah dua kubu ini melakukan perundingan selama tiga hari di Moskow, Rusia.
Selanjutnya, berdasarkan kesepakatan tersebut, dua organisasi tersebut akan membentuk Dewan Nasional yang melibatkan warga Palestina di pengasingan dan menggelar pemilihan umum.
Baca juga:
Hormati Castro, Palestina Kibarkan Bendera Setengah Tiang
Uskup Capucci Penyelundup Senjata untuk Palestina Wafat
"Hari ini kondisinya lebih baik dari sebelumnya," kata Azzam al-Ahmad, pejabat senior Fatah. Namun Ahmad tidak menjelaskan kondisi yang dimaksud.
Perundingan di ibu kota Rusia tersebut juga melibatkan kelompok Jihad Islam yang sudah lama tidak pernah dilibatkan dalam berbagai perundingan guna memecahkan masalah Palestina.
Perwakilan Palestina, selain melakukan perundingan, juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Senin, 16 Januari 2017. Kesempatan pertemuan ini dimanfaatkan perwakilan Palestina agar Rusia membujuk Presiden Amerika Serikat tidak memindahkan kedutaan besarnya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Koresponden Al Jazeera, Natasha Ghoneim, yang melaporkan dari Moskow, mengatakan kesepakatan di Rusia tersebut sebagai sinyal bahwa Palestina telah berpaling dari Amerika Serikat, yang selama beberapa dekade berada di balik perundingan. "Sejarahnya, perundingan damai selalu didominasi Amerika Serikat. Mereka saat ini mencari pendekatan berbeda dan Rusia telah menawarkan semua yang mereka butuhkan."
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN