TEMPO.CO,Roma- Restoran cepat saji McDonald dituduh mengeksploitasi warga tuna wisma di Roma menyusul aksinya memberi makan puluhan orang tak beruntung itu. Seperti dilansir Guardian, Rabu 18 Januari 2017, kelompok amal Safeguard the Borgo hingga sejumlah Kardinal Vatikan menyebut janji McDonald untuk memberi 1.000 makanan bagi warga tuna wisma selama enam bulan ke depan, hanyalah sekedar promosi untuk meredam kontroversi.
McDonald menerima sambutan yang tidak cukup baik ketika membuka cabang baru yang hanya beberapa langkah dari lapangan St. Petrus pada 30 Desember lalu. Untuk meredam kritik yang terus mengalir, raksasa makanan cepat saji ini mencoba mengubah dengan memberi derma berupa makanan.
Gerai cepat saji yang baru saja membuka cabang di Vatikan, menyumbangkan 50 paket makanan pada Senin lalu. Seperti dilaporkan Reuters, makanan yang terdiri atas burger keju, apel dan air ini kemudian didistribusikan di klinik singgah di Roma.
Proyek ini, menurut Reuters, diwujudkan setelah direktur Medicina Solidale menulis surat pada McDonald menyusul kontroversi itu. "McDonald menanggapi, memberikan kita kesempatan ini untuk membantu," kata Fotini Iordanoglou, perwakilan badan amal itu. "Bantuan ini tidak akan menyelesaikan kelaparan tapi cukup membantu. "
Pierfrancesco Spiga, 46, penduduk asli Roma yang kehilangan pekerjaannya sebagai tukang kebun dan sekarang tidur di tempat tinggal yang dikelola oleh yayasan, mengatakan perusahaan lain harus meniru inisiatif McDonald.
"Akan lebih baik jika perusahaan-perusahaan multi-nasional pada malam hari memberi makanan kepada orang-orang miskin yang tidak memiliki apapun, daripada membuangnya," ujar Spiga. Namun kelompok Borgo meragukan niat baik gerai cepat saji asal Amerika Serikat itu.
“Sampai berapa lama mereka akan memberi sebelum memperlakukan para tuna wisma seperti sampah. Lagipula, mengapa McDonald tidak menyumbang makanan setiap hari?” demikian pernyataan resmi Borgo.
Seorang juru bicara kelompok nirlaba mengatakan mereka berharap untuk menawarkan 100 paket untuk setiap minggunya, dan akan melihat apakah mungkin jika proyek itu dapat dibuat permanen.
GUARDIAN | REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI