Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Program KITE Upaya Dorong IKM Berkembang

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
(ki-ka) Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, dan Menteri Perindustrian Saleh Husin menandatangani MoU kerja sama dalam rangka pengamanan pasokan, stabilisasi harga, dan memotong rantai pasok di Kementerian Pertanian, 10 Juni 2016. TEMPO/Diko
(ki-ka) Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, dan Menteri Perindustrian Saleh Husin menandatangani MoU kerja sama dalam rangka pengamanan pasokan, stabilisasi harga, dan memotong rantai pasok di Kementerian Pertanian, 10 Juni 2016. TEMPO/Diko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, mengatakan program Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) upaya pemerintah memfasilitasi dan mendorong Industri Kecil Menengah (IKM) nasional agar berkembang.

"Program KITE ini, rencana peluncurannya dihadiri oleh Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) di desa wisata kerajinan tembaga Tumang Boyolali," kata Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, disela kunjungan kerja di Desa Tumang Cepogo Boyolali, Kamis, 19 Januari 2017.

Menteri Koperasi dan UKM dalam kunjungan di Tumang Boyolali didampingi Direktur Jenderal (Dirjen) Bea Cukai, Heru Pambudi, terkait persiapan program KITE terhadap para perajin tembaga yang memiliki pasar ekspor tersebut.

Menurut Puspayoga, program KITE tersebut merupakan fasilitas kemudahan bagi perajin tembaga Tumang untuk mendapatkan bahan baku impor, dengan diberikan insentif berupa pembebasan bea cukai dan Pajak Penambahan Nilai (PPN) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

"Pelaku IKM secara prosedural tidak lagi kesulitan saat pengadaan bahan baku impor untuk produksi ekspor," kata Puspayoga.

Ia menjelaskan program tersebut intergrasi baik dari beberap Kementerian maupun lembaga, dan salah satunya lembaga pembiayaan ekspor impor.

Oleh karena itu, para pelaku IKM dapat memanfaatkan kemudahan tersebut melalui badan usaha seperti koperasi yang akan memfasilitasi impor bahan baku untuk produksi melayani pasar ekspor.

Dirjen Bea Cukai, Heru Pambudi mengatakan program KITE dukungan pemerintah dalam bentuk insentif fiskal yang terdiri dari penghapusan bea masuk, PPN impor, dan kemudahan prosedural agar IKM tidak kesulitan saat pengadaan bahan baku impor.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Heru Pambudi menjelaskan jumlah produk IKM yang diusulkan untuk mendapatkan fasilitas KITE sudah ada sekitar 32 jenis termasuk kerajinan tembaga di Tumang.

Ia menjelaskan untuk kerajinan tembaga di Tumang Boyolali, perkiraan bea cukai bahan baku yang diimpor, mencapai Rp20 miliar per tahun.

"Namun, jika IKM Tumang dengan menggunakan fasilitas KITE ini, diperkirakan mampu menghemat biaya sekitar Rp5 miliar," kata Heru.

Kendati demikian Heru berharap dengan program tersebut IKM dapat lebih kompetitif dan berkembang, dan ke depan dapat lebih menyerap tenaga kerja dan memunculkan multiplayer effect bermuara peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.

Kepala Desa Cepogo, Mawardi mengatakan di Desa Tumang ada sekitar 300 perajin tembaga yang mayoritas memiliki pasar ekspor sering mengeluh karena mahalnya harag bahan baku yang harus mendatangkan dari luar negeri.

Menurut Mawardi kerajinan tembaga Tumang keabanyakan memproduksi lampu hias dan hiasan lainnya untuk kelas ekspor ke Amerika Serikat dan negara Eropa, tetapi sebagian juga melayani pasar lokal.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

27 September 2021

Seorang anak bermain di dekat Tugu Api Pancasila di TMII, Jakarta, Ahad, 12 September 2021. Pengelola mulai membuka dua wahana di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yakni Taman Reptilia dan Taman Burung untuk rekreasi masyarakat saat masa Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di Jakarta. ANTARA/Hafidz Mubarak A
Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

Pertumbuhan ekonomi di Jakarta ini disebut lebih tinggi dibandingkan nasional.


Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

23 Mei 2019

Seorang anggota PPSU membersihkan jalanan pasca kerusuhan Aksi 22 Mei di kawasan Gedung Bawaslu, Jakarta, Kamis 23 Mei 2019. Sebanyak 12 unit kendaraan penyapu jalan, delapan unit mobil bak terbuka, dan sembilan unit truk anorganik untuk membantu pembersihan area tersebut. TEMPO/Subekti.
Ada Demo 22 Mei, Kemenperin: Industri Tak Terdampak

Demo 22 Mei yang berujung rusuh kemarin diyakini tak menimbulkan dampak yang berarti pada industri nasional.


Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

23 Juli 2018

Ilustrasi Botol Air Mineral (2)
Industri Minuman Bakal Tumbuh Positif di Akhir Tahun

Kalangan pengusaha industri minuman yakin bakal mencatatkan kinerja positif pada akhir tahun.


Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

29 Desember 2017

Pengunjung mendengarkan penjelas seorang sales saat berada di pameran industri grafika terbesar di Indonesia, FGD Expo 2015 di Jakarta Convention Center, Jakarta, 6 Agustus 2015. Pameran ini terbagi dalam beberapa kategori, antara lain printing and digital equipment, packaging and label production technology, promotion and advertising equipment. Tempo/Tony Hartawan
Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama

Kunci utama dalam mendorong industri agar bisa menghadapi era ekonomi digital termasuk industri 4.0 adalah pendidikan.


Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

27 Desember 2017

Industri tekstil. TEMPO/Prima Mulia
Proyeksi 2018: Industri Unggulan Ini Jadi Tumpuan Pertumbuhan

Kemampuannya menyerap banyak tenaga kerja membuat sektor industri dipercaya masih akan jadi salah satu tumpuan pertumbuhan ekonomi di tahun 2018.


Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

27 Desember 2017

Pertumbuhan Ekonomi 2018 Bergerak ke Level 5,3 Persen
Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

Meski banyak yang pesimistis, tapi tak jarang pihak yang yakin ekonomi bakal tumbuh di 2018 dengan ditopang sejumlah sektor industri sebagai motornya.


Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

14 Desember 2017

Pekerja menyelesaikan pembangunan infrastruktur. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Bank Dunia Sebut Perekonomian RI Positif, Apa Saja Indikatornya?

Tren perekonomian Indonesia pada kuartal ketiga 2017 dinilai positif oleh Bank Dunia.


Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

11 Desember 2017

Koordinator Bidang Perekonomian DPP Golkar Airlangga Hartarto berkunjung ke kantor Tempo, Palmerah, Jakarta, 5 Desember 2017. Tempo/Jati Mahatmaji
Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

Kementerian Perindustrian akan mendorong sektor-sektor andalan agar target pertumbuhan industri 2018 bisa tercapai.


Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

11 Desember 2017

Menteri Perindustrian yang juga bakal calon Ketum Golkar Airlangga Hartarto saat memberi sambutan dalam acara Sarasehan Nasional GMPG di Hotel Manhathan, Jakarta, 10 Dsember 2017. Airlangga telah mendapat dukungan dari sejumlah pihak untuk menggantikan Setya Novanto sebagai ketum Golkar. Tempo/Ilham Fikri
Menperin Sebut 6 Sektor Pendongkrak Pertumbuhan Industri 2018

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan kontribusi pertumbuhan industri 2017 mendekati 20 persen terhadap produk domestik bruto.


Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

7 November 2017

Pekerja mengamati proses produksi industri baja PT Gunung Steel Group di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, 26 Februari 2015. Jumlah industri baja nasional saat ini sebanyak 352 perusahaan tersebar di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. TEMPO/Tony Hartawan
Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

Industri pengolahan menyumbang paling banyak dalam PDB triwulan III 2017, karena pelaku optimistis.