TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Hinca Panjaitan menilai cuitan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengenai informasi fitnah dan berita hoax pada Kamis lalu terbilang wajar. Menurut dia, isi pesan Yudhoyono jelas, yaitu masyarakat agar menjaga ruang publik dan media sosial dari informasi keliru.
“Biarlah media sosial, ruang publik diisi dengan tanggung jawab yang kuat juga. Ini pesan untuk kita semua untuk menjaga ruang publik tersebut,” kata Hinca di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu, 21 Januari 2017.
Sebelumnya, Yudhoyono, yang juga presiden keenam Indonesia, melalui akun Twitter resminya, @SBYudhoyono menuliskan: "Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar "hoax" berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang? SBY". Cuitan ini menjadi pembicaraan netizen.
Akun @SBYudhoyono merupakan akun resmi presiden ke-6 Indonesia ini. Meski dikelola oleh staf pribadi, SBY juga kerap mem-posting langsung dengan diakhiri tanda *SBY*. Yudhoyono terakhir kali mencuit pada akhir 2016, ketika memberikan kultweet terkait dengan refleksi akhir tahun. Selain mengingatkan soal kerukunan, Yudhoyono mengajak untuk menjaga kejujuran agar terbebas dari fitnah dan kebohongan.
SBY juga mem-posting foto makan bersama keluarga pada awal Januari. Selain itu, SBY me-retweet foto mengenai wawancaranya dengan TV One yang berjudul SBY: Saya Anti Makar.
Menurut Hinca, cuitan Yudhoyono itu bisa dijadikan refleksi untuk melihat kembali ruang media sosial. Sebab, kehadiran media sosial tidak bisa ditolak tapi harus dijaga keberadaannya.
“Apa yang dilakukan Pak SBY juga baik untuk melihat kembali ruang media sosial kita,” ujarnya.
ARKHELAUS WISNU