TEMPO.CO, London - Inggris gagal meluncurkan senjata peluru kendali sebagaimana dinyatakan Perdana Menteri Theresa May. Dia pernah empat kali menolak mengatakan soal kegagalan tersebut.
Trident II D5, rudal penjelajah Inggris, gagal ditembakkan dari kapal selam ketika menjalani uji coba di pantai Florida, Amerika Serikat, pada Juni 2016.
Baca Juga:
Hingga saat ini, dia berkali-kali menghindari pertanyaan langsung mengenai kesaksiaannya atas kegagalan tersebut.
Ketika ditanya anggota parlemen Inggris mengenai uji coba rudal saat itu, May mengatakan kepada Andrew Marr Show dari Daily Mail bahwa dirinya memiliki keyakinan mutlak mengenai rudal Trident. Namun tak menjelaskan detailnya.
"Saat saya berpidato di depan anggota DPR, saya mengatakan, kita sedang membicarakan mengenai apakah perlu atau tidak memperbarui Trident kita. Perlu atau tidak kita memiliki rudal Trident, sebuah penangkal senjata nuklir di masa depan," ujarnya.
Menurutnya, Inggris seharusnya memiliki peran di Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dengan memiliki senjata penangkal nuklir.
Sunday Times dalam laporannya mengatakan Inggris melakukan uji coba rudal pada Juni 2016 yang ditembakkan dari kapal selam HMS Vengeance dengan sasaran pantai barat Afrika, tapi mungkin terjadi salah arah sehingga rudal itu menuju Amerika.
Insiden gagal tembak itu berlangsung sesaat sebelum May mengambil alih kursi Perdana Menteri dari David Cameron.
DAILY MAIL | CHOIRUL AMINUDDIN