TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani terus menelusuri sektor pajak potensial untuk mendongkrak rasio perpajakan yang saat ini hanya sekitar 11 persen. Sri mengakui industri perikanan dan pertambangan belum menyumbang pertumbuhan pajak.
"Akan kami lihat apa yang belum dibayarkan, kegiatan mana yang belum ter-cover, kami akan koordinasi dalam banyak hal, termasuk perikanan dan pertambangan," kata Sri Mulyani di kantornya, Senin, 23 Januari 2017.
Baca Juga: Menteri Jonan Minta Pengusaha Tambang Ikuti Amnesti Pajak
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebutkan industri bidang manufaktur justru menyumbang pajak cukup besar. Sayangnya, peran sektor ini relatif kecil terhadap pertumbuhan ekonomi. "Jadi seharusnya ada sektor lain yang tumbuh tinggi, perannya banyak, tapi ke perpajakan kurang," ucap Sri Mulyani.
Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi mengatakan sebagian besar realisasi penerimaan pajak komoditas 2016 menurun. Penerimaan pajak dari industri logam dasar menurun 2,6 persen, dari industri tembakau turun 4 persen, industri batu bara dan migas turun 8,5 persen, industri tambang dan logam hanya 17,6 persen, dan pajak industri batu bara turun 10 persen.
"Kalau dari pengaruh harga komoditas, harga minyak semakin lama menurun. Termasuk metal index, meski naik, sempat turun di Januari 2016 sejak November 2015," kata Ken saat rapat dengar pendapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat pekan lalu.
Simak: Asal-usul Kerja Sama Bisnis MNC Group - Trump Hotel
Direktur Penerimaan Pajak Yon Arsal melaporkan penerimaan PPh nonmigas hanya mencapai Rp 632,8 triliun atau 77 persen dari target APBN Perubahan 2016 sebesar Rp 819 triliun. "Dari angka itu, pertumbuhan terbesar dari PPh nonmigas lain karena ada penerimaan amnesti pajak. Di luar itu ada perlambatan," kata Yon.
Menurut Yon, pemerintah akan memaksimalkan data hasil amnesti pajak untuk memperoleh basis pajak baru. Ditjen Pajak optimistis rasio pajak tumbuh menjadi 18 persen. "Selain itu, ada penegakan hukum pasca-amnesti, pengawasan, ekstensifikasi, quick win dari reformasi pajak, dan kejar pajak internasional," ujarnya.
PUTRI ADITYOWATI