TEMPO.CO, Jakarta - Manajer Pembangkitan PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat Suprianto menjelaskan, PLN tengah menguji coba Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Independent Power Producer (IPP) Lombok Timur berkapasitas 2x25 megawatt milik swasta yang berlokasi di Sambalia, Lombok Timur. Uji coba tersebut rencananya akan dilakukan sepanjang Januari 2017.
Suprianto mengatakan, saat ini, PLN sedang melakukan pengujian beban (load rejection) untuk menguji fungsi dan keandalan PLTU Lombok Timur. “Uji coba ini akan berdampak pada keandalan sistem kelistrikan yang mengakibatkan terjadinya pemadaman pada pelanggan secara situasional,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin, 23 Januari 2017.
Baca Juga: Pembangkit Listrik Jawa-Bali akan Capai 30 Ribu Megawatt
Suprianto menjelaskan, uji coba dilakukan dengan menguji kekuatan beban pembangkit secara bertahap mulai 25 persen hingga 100 persen. Hal tersebut dilakukan untuk melihat kondisi mesin dari sisi operasional, apakah sudah berjalan dengan baik dan siap dioperasikan.
Menurut Suprianto, pada titik tertentu, uji coba ini mungkin menyebabkan terjadinya gangguan pasokan yang mengakibatkan terjadinya pemadaman secara situasional. Namun dipastikan sifatnya sementara, hanya setengah sampai satu jam sudah kembali menyala.
Manajer PLN Area Mataram Chaidar Syaifullah memohon maaf kepada seluruh pelanggan atas pemadaman yang terjadi. “Kami mohon maaf kepada pelanggan atas ketidaknyamanan yang terjadi. Mohon doanya juga agar proses uji coba ini dapat berjalan dengan baik,” kata dia.
Simak: Nasib Jalur KA Bandung-Ciwidey Belum Jelas
Sementara commercial operation date (COD) PLTU Lombok Timur rencananya akan dilakukan pada Maret 2017. Chaidar menuturkan, saat ini, daya mampu di Pulau Lombok mencapai 256 megawatt dengan beban puncak sekitar 215 megawatt. “Jika sudah operasi, PLTU Lombok Timur akan membuat listrik di Pulau Lombok semakin andal,” katanya.
Chaidar menambahkan, beroperasinya PLTU Lombok Timur akan meningkatkan daya mampu kelistrikan Lombok 50 megawatt. Pada Februari ini, daya mampu sistem kelistrikan Lombok diperkirakan mencapai 293,7 megawatt. Hal ini karena adanya pemeliharaan pada beberapa pembangkit dan berakhirnya kontrak beberapa pembangkit sewa.
Chaidar menyebutkan, saat ini, ketersediaan daya, khususnya untuk Pulau Lombok, dalam keadaan cukup. Meski demikian, penambahan pembangkit perlu terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Provinsi NTB. Selain itu, penambahan pembangkit juga dilakukan agar tidak terjadi defisit daya di kemudian hari.
DANANG FIRMANTO