TEMPO.CO, Jakarta - Film Istirahatlah Kata-kata yang menceritakan Wiji Thukul, seorang penyair kritis pada rezim Soeharto, menggelar nonton bareng dan ngamen puisi. Acara nobar digelar hari ini, Selasa, 24 Januari 2017, pukul 16.50 di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. Sedangkan untuk ngamen puisi dilaksanakan setelah nobar, yakni pukul 19.00-21.00.
Baca juga: Film Wiji Thukul Diserbu Banyak Penonton
Acara tersebut, menurut penyelenggara, bertujuan mendekatkan karakter Wiji Thukul kepada masyarakat yang belum mengenal sosok pria berambut keriting itu. Acara ini dihadiri semua pendukung film, seperti Fitri Nganthi Wani dan Fajar Merah (anak Wiji Thukul). Lalu ada Wahyu Susilo (adik Wiji Thukul), Nezar Patria, Yosep Anggi Noen (korban penghilangan paksa), Yuia Elvina Bara (produser), Melanie Subono (pemeran Ida), dan Eduwart Boang Manalu (pemeran Martin). Untuk bisa terlibat dalam acara ini hanya perlu membayar uang tiket Rp 30 ribu.
Film ini bercerita, ketika pada Juli 1996 pecah kerusuhan di Jakarta, Wiji Thukul dan beberapa aktivis prodemokrasi ditetapkan sebagai tersangka pemicu kerusuhan. Wiji lalu melarikan diri ke Kota Pontianak. Selama hampir delapan bulan di Pontianak, Wiji tinggal berpindah-pindah rumah, bahkan tinggal bersama orang-orang yang sama sekali belum dia kenal.
Wiji mengawali pelariannya dengan ketakutan karena status baru menjadi buronan. Namun Wiji tetap menulis puisi dan beberapa cerpen dengan menggunakan nama pena lain. Wiji juga berganti identitas untuk mengelabui administrasi negara. Tercatat, Wiji menggunakan beberapa nama dalam pelariannya. *
ALIA