TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi K. Sumadi menargetkan Bandara Internasional Yogyakarta beroperasi mulai Maret 2019. Hal itu disampaikan Budi saat memberikan sambutan pada persiapan pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta, di Kulon Progo, Jumat, 27 Januari 2017.
Budi menuturkan, pembangunan bandara baru tersebut mendesak dilakukan karena Bandara Adisutjipto sudah kelebihan kapasitas. Saat ini, kata Budi, jumlah kunjungan ke Yogyakarta lewat udara mencapai 7,2 juta per tahun. “Sedangkan kapasitasnya (Adisutjipto) hanya 1,6 juta.”
Dalam waktu dekat, akan segera dilakukan land clearing, pemindahan pohon, bongkar bangunan, soil investigation, serta konstruksi. Pembebasan tanah hampir semua sudah dilakukan, sebagian kecil melalui cara konsinyasi di pengadilan.
Pembangunan akan dilakukan secara dua tahap. Tahap pertama membuat landasan pacu sepanjang 3.250 meter dengan lebar 60 meter dan mempunyai kapasitas penumpang 14 juta.
Tahap kedua, kata Budi, landasan pacu diperpanjang hingga 3.600 meter dan kapasitas penumpang hingga 20 juta. Nantinya, bandara bisa didarati pesawat jenis Boeing 747-400.
Menteri mengklaim kapasitas penumpang di bandara baru akan mencapai 10 kali lipat dibanding Bandara Adisutjipto, yang tidak sampai 2 juta.
“Selain itu, rute yang ditempuh bisa hingga Jeddah, sehingga masyarakat Yogyakarta bisa menunaikan haji secara langsung,” kata Budi.
Pemerintah juga akan meningkatkan konektivitas bandara tersebut dengan jalur kereta api dan jalan baru. Pengembangan bandara diharapkan bisa memberikan multi-efek melalui peningkatan sektor ekonomi, pariwisata, pendidikan, dan budaya.