TEMPO.CO, Cambridge - Peneliti dari Harvard John A. Paulson School of Engineering and Applied Sciences (SEAS) telah mengembangkan baterai cair baru yang menyimpan energi dalam molekul organik terlarut dalam air pH netral.
Reaksi kimia baru ini memungkinkan untuk baterai non-toksik, non-korosif dengan lama pemakaian sangat panjang dan menawarkan potensi untuk secara signifikan mengurangi biaya produksi.
Baca:
Cina Tahan 3 Penumpang Pengguna Ponsel di Pesawat
Startup Ini Luncurkan 88 Satelit di Hari Valentine
NASA Pilih 3 Tempat Pendaratan di Mars
Penelitian itu, yang diterbitkan dalam ACS Energy Letters, dipimpin oleh Michael Aziz, Profesor Teknologi Material dan Energi, dan Roy Gordon, Profesor Kimia dan Profesor Ilmu Material.
Baterai cair menyimpan energi dalam solusi cair di tangki eksternal. Semakin besar tangki, semakin banyak energi yang mereka simpan.
Baterai cair adalah solusi penyimpanan yang menjanjikan untuk energi terbarukan seperti angin dan matahari, tetapi baterai cair ini sering terdegradasi setelah banyak siklus pengisian dan penggunaan, yang membutuhkan perawatan elektrolit berkala untuk mengembalikan kapasitasnya.
Dengan memodifikasi struktur molekul yang digunakan dalam larutan elektrolit positif dan negatif, dan membuatnya dapat larut, tim Harvard mampu membuat baterai yang kehilangan hanya satu persen dari kapasitasnya per 1.000 siklus.
"Baterai ion Lithium bahkan tidak bertahan dalam 1000 siklus pengisian/penggunaan," kata Aziz.
"Karena kami mampu melarutkan elektrolit dalam air netral, ini adalah baterai tahan lama yang dapat Anda tempatkan di ruang bawah tanah Anda," kata Gordon.
"Jika tumpah di lantai, ia tidak akan memakan beton dan karena medianya nonkorosif. Anda dapat menggunakan bahan yang lebih murah untuk membangun komponen baterai, seperti tangki dan pompa."
Penurunan biaya ini penting. Departemen Energi (DOE) AS telah menetapkan tujuan membangun baterai yang dapat menyimpan energi kurang dari US$ 100 per kilowatt-jam, yang akan membuat energi angin dan surya yang tersimpan menjadi kompetitif dengan energi yang dihasilkan dari pembangkit listrik tradisional.
"Jika Anda bisa mendekati target biaya ini maka Anda mengubah dunia," kata Aziz. "Ini membuat efektif secara biaya untuk menempatkan baterai di begitu banyak tempat. Penelitian ini menempatkan kita satu langkah lebih dekat untuk mencapai target itu."
SEAS HARVARD | ERWIN Z