TEMPO.CO, Jakarta - Bagi ayah, kegiatan membaca buku bersama anak dapat membantu menyiapkan anak memasuki masa prasekolah. Kebiasaan membaca pada anak menjadi sangat penting dalam pengembangan intelegensi serta kreativitas mereka.
Dengan membaca, anak ditantang untuk membangun imajinasi dari setiap kata yang ada. Hal yang sama juga berlaku bagi anak berusia di bawah 5 tahun atau balita. Dalam hal ini, orang tua memiliki peran utama agar anak balita menyukai buku.
Seperti dikutip dari Reuters, kegiatan membaca ini tidak hanya dapat mendukung perubahan perilaku pada ayah, tetapi juga berpengaruh terhadap kemampuan bahasa serta perilaku anak secara positif.
Hal itu terungkap dari survei terhadap 126 keluarga di New York yang bergabung dalam program parenting yang berlangsung selama dua bulan. “Penelitian kami melibatkan interaksi ayah dan anak yang mendukung perilaku positif dan mereduksi risiko perilaku bermasalah anak,” kata Anil Chacko, periset psikologi di Universitas New York.
Dalam studi tersebut, partisipan diperlihatkan video tentang kesalahan yang sering dilakukan para ayah dalam membaca bersama anak. Dalam program itu, ayah memiliki kesempatan untuk berdiskusi dan menemukan pendekatan terbaik ketika membaca dengan anak.
Manfaat lain yang dapat dirasakan dengan kegiatan membaca bersama anak, yakni melatih konsistensi dalam menjalani rutinitas dan menghabiskan waktu bersama anak, serta melakukan hal yang memberikan pilihan bagi anak. Dalam praktiknya, para ayah juga bisa memberlakukan sistem praise and rewards bagi anak yang patuh sekaligus mengalihkannya dari perilaku negatif.
Dalam laporan yang berjudul Journal of Clinical Child and Adolescent Psychology, para peneliti menyimpulkan anak yang ayahnya menjadi peserta program tersebut memiliki peningkatan yang baik dalam hal perilaku positif, kemampuan berbahasa, dan sikap disiplin.
Sementara itu, ayah yang lebih sering membaca bersama anaknya dilaporkan lebih memiliki sikap yang baik dalam merespons perilaku sang anak, seperti tidak banyak memberikan kritik, melainkan pujian dan afeksi.
Kesimpulannya, peneliti memperkirakan efektivitas program tersebut berpengaruh hingga 30 persen terhadap pola asuh anak dan kesiapan sekolah anak. Kendati demikian, penelitian tersebut tidak memberikan kelanjutan data dari perkembangan ayah maupun anak yang mengikuti program membaca tersebut. “Program membaca bersama anak mungkin akan efektif bagi anak usia belum sekolah, tetapi mungkin tidak efektif untuk anak yang usianya lebih besar,” katanya.
Caroline Kistin, peneliti pediatri di Universitas Boston menilai membaca buku bersama anak dapat mengembangkan kemampuan si kecil untuk fokus dan bekerja sama. Dengan duduk bersama, menunjuk gambar, dan menghubungkan cerita di dalam buku dengan kehidupan sehari-hari akan lebih memudahkan anak untuk mengerti.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh psikolog anak Elizabeth Santosa. Menurutnya, kegiatan membaca bersama anak sangat penting dan bermanfaat untuk membiasakan anak mau membaca. Selain itu, dengan membaca bersama dapat melatih kemampuan literasi anak dan membangun kedekatan secara emosional. Tipnya adalah dengan memberikan contoh melalui peneladanan. “Children see children do. Percuma beli buku anak banyak, kalau orang tuanya tidak suka baca,” ujarnya.
Di samping ibu, ayah juga bisa berkontribusi dalam tumbuh kembang anak selepas pulang kerja dengan membaca bersama. Dengan begitu, ayah tak perlu bingung lagi untuk membangun kedekatan bersama anak.
Berita lainnya:
Resep Es Lolipop Rasa Stroberi
Ayah, Bunda, Peluk Bayi Saat Dia Menangis
5 Persiapan Wajib Menjelang Wawancara Kerja