TEMPO.CO, Jakarta - Faisal Basri menceritakan nyeri punggung yang dideritanya pada awal 2015. Rasa sakit itu tiba-tiba datang setelah ia menjadi pembicara dalam seminar di Yogyakarta, dan membuatnya tak bisa tidur semalaman. Untuk mengusir rasa sakit tersebut, Faisal Basri mencoba pijat refleksi, tapi nyerinya tak kunjung hilang sampai ia kembali ke Jakarta keesokan harinya. ”Rasanya tersiksa banget,” katanya.
Sampai di Ibu Kota, Faisal Basri mendatangi dokter spesialis saraf. Dokter memberinya obat penghilang rasa nyeri dan suntikan steroid. Namun suntikan obat keras itu juga tak mempan di badannya. Dua pekan bolak-balik ke dokter, nyerinya tak kunjung hilang. Dokter kemudian menyarankan Faisal Basri melakukan magnetic resonance imaging (MRI). Setelah Faisal menjalani MRI, baru ketahuan ada penyempitan antar-ruas tulang belakang. ”Antar-ruas 5-6 dan 6-7 di leher menyempit,” ujarnya.
Untuk mengobati penyempitan ini, dokter menyarankan Faisal Basri menjalani fisioterapi. Dokter menyuruhnya melakukan beberapa gerakan. Tapi, setelah beberapa kali datang, dia tak merasakan perubahan yang berarti. ”Akhirnya, atas saran teman, saya ke Singapura,” katanya.
Dokter di sana juga mengajarkan fisioterapi. Faisal Basri diminta fokus ke dua tangannya. Tangannya direntangkan, lalu digerakkan berputar. Baru sekali diobati dengan cara ini, atas saran kawan yang lain, Faisal Basri mencoba pengobatan lain. Ia menjajal pijat tradisional Cimande, yang dikenal bisa membereskan masalah tulang. Baru sekali pijat, nyerinya langsung lenyap. ”Sudah, langsung sembuh,” tuturnya.
Tapi Faisal Basri khawatir sakit punggungnya kambuh karena sampai sekarang ia tak tahu penyebab penyempitan antar-ruas tulang belakangnya. ”Orang bilang saraf kejepit. Enggak tahu penyebabnya apa,” ujarnya.
Dokter spesialis ortopedi Briliantono mengatakan tulang belakang terdiri atas banyak ruas. Di antara ruas tersebut, ada bantalan (diskus) yang terbuat dari jaringan ikat. Sifatnya lentur dan membal menyesuaikan dengan gerakan badan. Karena bantalan ini, tubuh kita menjadi fleksibel bergerak. Mau melompat, duduk, berdiri, atau jumpalitan, ruas-ruas tulang belakang tak akan mengalami benturan.
Masalahnya, jarak antar-ruas tulang belakang ini bisa mengalami penyempitan. Akibatnya, bantalan yang menjaga agar dua tulang tak bertabrakan ini tergencet, sehingga nongol keluar. ”Seperti kue klepon, kalau ditekan jadi njebret,” kata dokter yang biasa disapa Tony ini.
Bantalan yang muncul keluar ini bisa menekan saraf-saraf yang tepat berada di belakangnya. Orang awam mengenalnya sebagai saraf terjepit atau hernia nucleus pulposus.
Penyebabnya bisa bermacam-macam. Antara lain, kebiasaan posisi tubuh yang tak benar sehingga menyebabkan tulang menjadi miring ke salah satu sisi yang mengakibatkan bantalan tertekan dan nongol keluar, tumor yang menjalar sehingga menekan saraf, tulang hancur akibat kecelakaan, atau tulang keropos karena dimakan kuman, misalnya karena penyakit tuberkulosis tulang. ”Tulangnya amblek, sehingga menekan saraf,” ujar Tony, yang berpraktek di Halimun Medical Centre, Jakarta Pusat.
Nyeri akibat saraf terjepit punya sensasi yang khas. Menurut Tony, selain nyeri pada bagian saraf yang tertekan, rasa baal atau kesemutan akan menjalar ke area lain. Sebab, saraf-saraf tersebut juga berfungsi menjembatani sinyal pesan dari otak ke organ tubuh lain. Sehingga jika saraf tersebut tertekan, organ lain yang tersambung bisa mengalami sensasi kebas.
Saraf yang ada di tulang belakang bagian bawah (lumbar spine) terhubung dengan bagian panggul ke bawah. Karena itu, jika penyempitan ruas tulang terjadi di bawah, bagian paha dan kaki akan sering mati rasa atau kesemutan. Tulang belakang bagian tengah (thoracic spine) berhubungan dengan dada dan perut.
Adapun tulang belakang bagian atas atau bagian leher (cervical spine) menyambung ke tangan. ”Sehingga yang kesemutan atau baal tergantung di area tulang mana sarafnya tertekan,” ucap Tony. Tapi, untuk menegakkan diagnosis penyempitan ruas tulang, dokter harus menggunakan pemeriksaan tambahan dengan foto tulang, baik melalui MRI maupun roentgen.
Selanjutnya: Tangan Faisal Basri kerap tiba-tiba kesemutan, obatnya