TEMPO.CO, Jakarta - Empat rangkaian pita plastik putih yang membentuk persegi terpasang di tengah lapangan sepak bola milik Sekolah Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang, kemarin. Persegi itu menjadi media latihan seleksi tim nasional Indonesia di bawah umur 22 tahun gelombang pertama.
Pelatih tim nasional Luis Milla Aspas yang punya ide memasang pita berbentuk persegi itu di atas lapangan. Persegi seluas sekitar 10x10 meter itu diletakkan Milla tepat di tengah lapangan.
Persegi itu ibarat kotak atau kamar khusus untuk pemain gelandang. Dalam simulasi pertandingan 10 lawan 10 pemain, Milla memberi instruksi khusus agar gelandang kedua tim tak boleh melewati garis kotak tersebut.
Pemain bertahan, sayap, dan penyerang pun tak diperbolehkan masuk ke dalam kotak tersebut. Hanya pemain sayap dan penyerang yang mampu bergerak leluasa di area berbahaya musuh dan sisi kanan dan kiri lapangan.
Asisten pelatih tim nasional Bima Sakti mengatakan pemakaian kotak di tengah lapangan itu merupakan strategi Milla untuk menerapkan penguasaan bola dan serangan balik. Sebab dengan kotak yang mengurung gelandang serang, membuat peran pemain sayap lebih besar untuk serangan balik.
Pemain-pemain sayap seperti Febri Haryadi, Saddil Ramdhani, dan Yabes Roni mendapat kesempatan unjuk kecepatan mereka menderibel bola dari tepi lapangan. Kecepatan sayap-sayap tim Garuda diharapkan mampu menjadi senjata untuk menekan lawan saat serangan balik. "Jadi setelah enam sentuhan (operan) gelandang, maka gelandang akan melepas umpan ke sayap untuk serangan balik," kata Bima Sakti, Rabu.
Menurut Bima, Milla adalah pelatih yang suka dengan permainan kolektif, umpan-umpan pendek yang cepat. Saat memimpin latihan, Milla berkali-kali memerintahkan pemain untuk menggunakan lebar lapangan demi menekan lawan.
Pemain sayap Bali United Yabes Roni mengaku suka dengan gaya kepelatihan Milla. Menurut dia, Milla merupakan pelatih yang detil ketika memberikan arahan kepada pemain.
Yabes juga mengaku sanggup melaksanakan perintah Milla untuk mengalirkan bola cepat melalui sayap kiri. Bahkan Yabes menyebut jika pola permainan cepat Milla cocok dengan karakternya. "Tak ada masalah bagi saya bermain cepat," kata pemain yang sempat memperkuat tim nasional U-19 itu.
Milla juga dianggap sebagai pelatih yang ingin dekat dengan setiap pemain. Menurut Bima Sakti, saat latihan Milla langsung memberikan masukan dengan bicara empat mata.
Sebagai contoh, saat latihan kemarin sore Milla terkesan dengan permainan striker Persipura Jayapura Marinus Mariyanto Wanewar. Menurut Milla, Marinus punya tenaga dan kecepatan sebagai ujung tombak. Sayangnya Marinus tidak cermat saat beraksi di depan gawang lawan.
"Milla secara langsung memanggil Marinus dan dikasih nasehat. Milla bilang kalau Marinus itu punya tenaga kuat jadi kalau menembak bola ke gawang tak perlu kencang tapi terarah," kata Bima.
Selain itu, Milla juga mewajibkan setiap pemain untuk saling menyapa dalam setiap kesempatan, termasuk ketika makan bersama. Milla baru akan memulai makan jika seluruh pemainnya lengkap berkumpul. "Jadi menurut Milla, sebuah tim yang kuat itu dimulai dari luar lapangan," kata Bima.
Uniknya, Milla sengaja memasang satu kamera aksi di pinggir lapangan setiap memimpin latihan tim nasional. Menurut Bima Sakti, kamera tersebut disetel untuk mampu merekam video kegiatan latihan di seluruh lapangan.
Rekaman video tersebut, kata Bima, akan menjadi bahan pertimbangan Milla untuk menilai setiap pemain. Melalui rekaman video itu pula Milla bisa tahu pemain mana yang tak paham dengan instruksinya.
"Jadi keputusan Milla untuk memutuskan pemain timnas ada bukti dan datanya, bukan sekadar opini," kata Bima. "Untuk pelatih yang detil hingga urusan pemain hingga kamera saya rasa di Indonesia baru Milla."
Sesuai rencana, hari ini Milla akan mengakhiri seleksi tahap pertama dengan uji coba pertandingan. Sebanyak 25 pemain akan dibagi menjadi dua tim untuk bertanding selama 2x30 menit. Bisa dibilang pertandingan hari ini menjadi patokan Milla dalam memilih pemain yang bakal lanjut masuk ke skuad tim nasional Indonesia. "Tapi semua patokan, Milla yang tentukan, lagi pula masih ada dua kali seleksi lagi," kata Bima.
INDRA WIJAYA