TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Balipapan, Kalimantan Timur berkonsentrasi dalam pelunasan hutang anggaran 2016 yang mencapai Rp 200 miliar. Sejumlah program kota terpaksa dikesampingkan guna menyelesaikan hutang pembayaran proyek proyek tahun lalu ini.
“Sementara ini fokusnya masih pembayaran hutang hutang Balikpapan,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Balikpapan Tara Alorante, Jumat, 24 Februari 2017.
Tara mengatakan, penanggulangan banjir Balikpapan membutuhkan alokasi yang tinggi guna pembebasan lahan, normalisasi sungai hingga pembangunan bendali. Sementara itu, menurutnya anggaran Balikpapan hanya berkisar Rp 1,7 triliun yang sudah teralokasi untuk belanja rutin dan belanja publik.
Baca : Banjir Bandang Hantam Bandung Barat
Pemkot Balikpapan, menurut Tara sudah mengidentifikasi 50 titik rawan banjir yang harus mendapatkan penanganan secepatnya. Sementara ini, Pemkot Balikpapan terpaksa menundanya menunggu mata anggaran tahun sesudahnya.
“Tahun ini untuk penanggulangan banjir tidak ada, karena kita harus bebaskan tanah dulu dan perlu dana yang besar. Normalisasi juga terkendala. Sementara belum ada dana penanggulangan banjir, tapi tidak tahu nanti kalo diperubahan,” terangnya.
Tara menyebutkan, rencana revitalisasi Sungai Ampal yang setidaknya membutuhkan anggaran Rp 90 miliar. Sungai ini mengalami penyempitan akibat proses sedimentasi dari hulu.
“Nanti diusulkan diperubahan kalo situasinya memungkinkan. Nanti dibahas dimusrenbang mana yang prioritas. Dari perhitungan diperlukan Rp 90 miliar untuk normalisasi, itu belum tanahnya,” tandasnya.
Simak juga : Ahok-Djarot Dilaporkan ke Polisi Soal Wifi Al-Maidah
Penanganan banjir menurutnya harus dilakukan secara bertahap, mengingat biaya yang sangat besar dan penyelesaian lahan yang tidak mudah. Sehingga prosesnya memakan waktu seperti revitalisasi sungai Ampal.
Pemkot katanya sudah memiliki konsep penanganan banjir lewat sistim pembangunan bendungan pengendali. Balikapapn membutuhkan sebanyak 13 bendali untuk mengendalikan debit air sungai yang menuju ke laut.
“Saat ini baru 3 bendungan pengendali (bendali) yang sudah terbangun di Lapangan Tennis dua, dan satu bendali ada di Kampung Timur,” ungkapnya.
SG WIBISONO