TEMPO.CO, Nusa Dua - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan optimistis kontribusi sektor maritim pada pertumbuhan ekonomi mencapai 25 persen dalam sepuluh tahun mendatang. Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menginginkan kontribusi sektor maritim meningkat dari yang saat ini hanya 11 persen menjadi 20-25 persen.
"Tentu itu spirit kita. Itu bisa saja tercapai. Sangat bisa kalau negeri ini makin efisien. Masalah yang banyak kita temukan adalah inefisiensi. Kalau bisa tackle itu, kita bisa makin cepat. Selain itu, produktivitas perlu diperbaiki," ucap Luhut di sela-sela World Ocean Summit 2017 di Sofitel, Nusa Dua, Bali, Jumat, 24 Februari 2017.
Luhut berujar, bidang-bidang yang akan menyumbang pertumbuhan di sektor maritim adalah perikanan, pariwisata, dan energi. Saat ini, menurut dia, baru sekitar 10 persen hasil perikanan yang dapat dikelola dari total potensi sebesar US$ 30 miliar. "Sekarang masih belum maksimal karena kita baru menyelesaikan masalah illegal fishing."
Baca: Menteri Susi: Ikan Murah Jangan Diekspor
Selain perikanan tangkap, Luhut menilai potensi perikanan budi daya begitu besar. "Malah mungkin lebih besar (daripada perikanan tangkap)," tuturnya. Saat ini, menurut Luhut, terdapat sebelas wilayah pengelolaan perikanan. "Budi daya kita harus bisa di-manage, supaya tidak overfishing," katanya.
Untuk pariwisata, menurut Luhut, hampir semua destinasi wisata yang dibuka mengalami kenaikan jumlah wisatawan. Pemerintah pun akan memanfaatkan momentum ASEAN Games dan World Bank-International Monetary Fund Annual Meeting untuk meningkatkan jumlah wisatawan. "Saya kira dampaknya akan besar," ucapnya.
Simak: Sambut Raja Salman, Hotel Bertarif Puluhan Juta Disiapkan
Sedangkan di bidang energi, Luhut akan memetakan potensi minyak dan gas bumi di laut dalam Indonesia tahun ini. Hingga kini, pemerintah baru memetakan 10 persen potensi yang ada di laut. "Berapa persen sih potensi minyak atau energi di dalam laut kita yang masih? Laut dalam kan hampir sama sekali belum diolah," ujarnya.
Selama ini, menurut Luhut, laut dalam belum terlalu dieksplorasi karena adanya illegal fishing. Karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menyusun sebuah konsep kebijakan agar illegal fishing tidak terus terulang. "Mungkin beberapa bulan ke depan Bu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan) sudah menyelesaikan itu," tutur Luhut.
ANGELINA ANJAR SAWITRI