TEMPO.CO, Jakarta - Perseteruan antara pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, dan beknya, Leonardo Bonucci, membayang-bayangi pekan bagus bagi tim tersebut. Juve akan kembali bertanding melawan Empoli di Seri A Italia setelah meraih kemenangan atas Porto di 16 besar Liga Champions Eropa, pertengahan pekan ini.
Selama ini terlihat bahwa tidak ada yang dapat menghentikan Juventus. Tim pemuncak klasemen liga itu unggul tujuh angka setelah memenangi enam pertandingan terakhir dan berada di jalur untuk mencatatkan Scudetto keenam secara beruntun menjelang lawatan ke tim peringkat ke-17 Empoli pada akhir pekan ini.
Namun tensi antara Allegri dan Bonucci mengancam akan mengusik sang juara bertahan setelah Bonucci menodai penampilan ke-300-nya untuk klub dengan meludah ke arah sang pelatih di tepi lapangan saat Juve menang 4-1 atas Palermo pada Jumat pekan lalu.
Bonucci dicoret dari skuad untuk pertandingan melawan Porto, dan setelah dikeluarkan, dia dipaksa menyaksikan pertandingan dari kotak eksekutif, duduk sendirian di bangku. Hal itu pun dianggap berpotensi menimbulkan gangguan terhadap tim.
"Bonucci adalah seorang profesional dan harus bersikap sesuai dengan peraturan," kata Direktur Juventus Beppe Marotta. "Tindakan disiplin tidak akan mengubah kemampuannya, itu adalah keputusan yang dibuat untuk kebaikan semua orang. Dalam sepak bola, ‘kami’ berada di atas ‘saya’, dan kami kecewa kepada Bonucci," ujarnya.
Allegri sendiri terlihat telah melupakan perselisihan pada Rabu. "Sepanjang musim akan selalu ada momen-momen tensi, tapi kami mampu melewatinya," katanya kepada Mediaset Premium.
Namun, ketika ditanyai apakah bek tengah itu akan dimasukkan kembali dalam skuad saat melawan Empoli, Allegri dengan cepat membalas bahwa ia memiliki lima pemain bertahan, mengindikasikan hukuman terhadap Bonucci berpeluang diteruskan.
Satu pemain yang mulai efektif terintegrasi ke dalam tim adalah Marko Pjaca, yang memecah kebuntuan saat melawan Porto. Ia akhirnya membuktikan janjinya setelah mengalami naik-turun saat memulai kehidupan di Italia.
Kebangkitan Pjaca menawarkan harapan Juventus dapat menjaga momentum mereka. Namun bahkan ketika Pjaca meneruskan penampilan bagusnya, Allegri harus mewaspadai bahwa ricuh berkelanjutan dengan Bonucci merupakan luka terbuka yang berpotensi merusak stabilitas timnya.