TEMPO.CO, Jakarta - Arsitek Ruang Terbuka Hijau dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Kalijodo, Yori Antar, menginginkan lokasi ini menjadi ikon wisata di Indonesia. Yori mengatakan konsep negatif yang dulu kerap disematkan pada Kalijodo bisa dibalikkan dengan adanya RTH dan RPTRA itu.
"Kami (ingin) buat legenda baru, Kalijodo yang dulu kawasannya dipandang dengan tanda kutip, menjadi ruang main bersama. Dan harus bisa dipromosikan, kalau belum ke Kalijodo belum ke Jakarta," kata Yori saat ditemui di RTH Kalijodo, Angke, Jakarta Utara, Sabtu, 25 Februari 2017.
Baca Juga:
Yori membayangkan Kalijodo kelak bisa menjadi lokasi ikonik seperti Merlion Park di Singapura atau Manneken Pis di Belgia. RTH Kalijodo juga memiliki seni instalasi sumur yang dibuat oleh Hanafi Muhammad juga berbagai ruang seni lain yang membuatnya unik.
Apalagi, pembangunan RTH Kalijodo saat ini, belum sepenuhnya selesai. Kalijodo saat ini masih dalam tahap satu, dan masih ada dua tahap pembangunan lagi yang akan dibangun di sana.
"Tahap dua, adalah pembangunan masjid, sesuai permintaan masyarakat. Dan akan juga dibangun kendurian untuk sunatan atau kawinan," kata dia. Selain itu, pemebenahan bantaran kali Krendang yang ada di sebelah RTH persis, masuk ke dalam tahap pembangunan tahap dua.
Untuk tahap tiga, Yori mengatakan akan memaksimalkan RTH dan RPTRA Kalijodo sebagai motor penggerak ekonomi di lingkungan sekitarnya. Rencananya, tiga buah jembatan akan dibangun melintasi Kali Krendang ke Jalan Bidara Raya.
"Dengan jembatan itu, jalanan di seberangnya (Jalan Bidara Raya) bisa ramai, dan diharapkan akan menjadi pusat kuliner," kata dia.
RTH dan RPTRA Kalijodo memiliki luas total hingga 3,4 hektar. Mulai dari skate park standar internasional hingga taman bermain ada di sana. RTH ini terbuka 24 jam bagi warga untuk mengaksesnya.
EGI ADYATAMA