TEMPO.CO, Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir, berlibur dengan konsep ekowisata kian diminati para pelancong. Turis lokal ataupun domestik ingin menjalani libur agar semakin bermakna. Mereka tak cuma datang menikmati keindahan satu lokasi, tapi juga berpikir untuk turut menjaga keseimbangan alam. Jika menyukai keindahan, kudu ikut menjaga kelestariannya. Konsep semacam itulah yang kurang-lebih diramu dalam ekowisata, ekoturisme, atau wisata hijau
Berita terkait: Trend Wisata Mbangun Desa. Model Apa Lagi Ini?
Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi Kementerian Lingkungan Hidup, Ismugiono, menyebut ekowisata atauekoturisme sebagai kegiatan wisata berwawasan lingkungan yang memfokuskan kegiatannya pada aspek konservasi alam, pemberdayaan masyarakat, serta pembelajaran dan pendidikan.
“Pada mulanya kegiatan wisata alam dilakukan untuk bersenang-senang menikmati keindahan dan keunikan alam,” tutur Ismugiono. Namun dampak yang ditimbulkan perkembangan kegiatan wisata terhadap alam dan budaya setempat mendorong berkembangnya konsep baru dalam kegiatan wisata alam, yaitu ekowisata. Oleh pemerintah, konsep ini kerap dikembangkan di kawasan taman nasional atau taman wisata alam. Indonesia lantas dikenal amat kaya dari segi tujuan ekowisata.
Di luar Indonesia, berikut lima tujuan ekowisata yang kondang di dunia.
1. Thailand Coastal Marine Expedition
Kunjungan ini dikelola oleh organisasi nirlaba Global Vision International. Selama menjadi turis, wisatawan diharuskan menjadi sukarelawan untuk berbagai kegiatan konservasi lingkungan di Thailand. Para turis akan diajak berkeliling menikmati penangkaran penyu, hutan mangrove, serta menjelajahi Taman Nasional Khao Sok yang jadi rumah bagi burung, macan tutul, monyet, dan harimau. Lalu, turis diajak melakukan bersih-bersih pantai di wilayah Phang Nga.
2. Siyafunda di Afrika Selatan
Kunjungan ke Siyafunda ini diorganisasikan oleh Enkosini.org. Siyafunda adalah bagian dari area ekowisata Makalali di Hoedspruit. Selama dua pekan, para turis dibawa menikmati interaksi langsung dengan alam liar. Mereka tinggal di alam liar guna merasakan interaksi langsung dengan singa, gajah, banteng, badak, dan cheetah. Di samping itu, para turis akan diajak berkontribusi langsung terhadap habitat yang ditinggalinya, seperti melakukan rehabilitasi habitat, pemeliharaan jalan, hingga memotong tanaman parasit.
3. Pulau Kihavah di Maladewa
Kegiatan ekowisata ini diinisiasi oleh resor terkenal di Maladewa: Anantara Kihavah. Maladewa terkenal dengan surga bawah lautnya yang cocok untuk kegiatan snorkeling. Melalui program adopsi terumbu karang, para turis diajak menanam kembali terumbu karang di Baa Atoll, yang pernah rusak pada 1998.
4. Danau Plitvice di Kroasia
Danau ini merupakan situs warisan dunia yang ditetapkan oleh UNESCO. Danau yang merupakan kawasan taman nasional ini memiliki 16 danau yang dibatasi dengan bendungan yang terbentuk secara alami. Pemerintah setempat membolehkan pengunjung menjelajahi taman tertua di Eropa bagian tenggara tersebut. Tapi aturannya sangat ketat. Pengunjung dilarang membuang sampah sembarangan, tidak boleh mengambil apa pun, dan dilarang merusak situs taman nasional.
5. UK Wolf Conservation Trust di Inggris
Tempat ini merupakan kawasan konservasi khusus serigala. Populasi serigala kian menyusut karena perburuan liar. Hal inilah yang membuat Roger Palmer dan Erich Klinghamer mendirikan kawasan konservasi ini. Di sini, para turis bisa berinteraksi langsung dengan serigala yang seperti berada di alam aslinya. Pengunjung juga bisa mengadopsi serigala.
DINI PRAMITA | AMRI MAHBUB
Berita lain: Perlu Ada Regulasi Untuk Kegiatan Penyelaman Di Labuan Bajo