TEMPO.CO, Makassar -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mendorong produktivitas perkebunan bisa meningkat khususnya kakao. Bahkan, kata dia, bisa memproduksi hingga 1,5 juta per ton. Apalagi wilayah Sulawesi yang 70 persen perusahaan kakao di Indonesia.
"Sekarang produksi kakao masih 800 ribu per ton, jadi kita berharap bisa naik dua kali lipat," ucap Jusuf Kalla di Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan, Senin sore 27 Februari 2017.
Menurut JK, saat ini Indonesia masih berada di urutan ketiga produksi kakao. Sehingga ia menargetkan tahun ini produksi kakao berada di urutan kedua dunia. "Kita jangan lupa jika kakao ini kapasitasnya naik, dan sebagian kakao kita impor. Karena industri meningkat setelah dulu ada kebijakan biaya ekspor, maka industri dalam negeri berkembang," tutur JK.
Simak juga: Jokowi Kenakan Baju Adat Ambon Maluku, Ini Artinya
Apalagi, Jusuf Kalla melanjutkan, jika Indonesia khususnya Sulawesi memiliki lahan yang luas untuk mengembangkan produksi kakao. Selain itu, JK juga mengungkapkan bahwa harus ada peremajaan yang dilakukan para petani.
"Karena di sini itu kan kebanyakan perkebunan rakyat. Kalau peremajaan itu kadang-kadang rakyat butuh bantuan lagi. Jadi kita putuskan bahwa peremajaan dijalankan, petani membentuk atau menyiapkan bibit serta teknologinya," kata Kalla.
Kendati demikian, kata JK, untuk pembiayaannya maka menggunakan KUR. Sebab selama ini KUR memang bertujuan untuk mendorong meningkatkan produktivitas termasuk perkebunan. Selain itu juga diatur peranan industri. "Nanti semuanya akan berdiri sendiri, tidak membutuhkan banyak APBN lagi. APBN untuk bibit saja, tapi untuk sekarang ini kita utamakan KUR untuk meningkatkan produktivitas," ujar dia.
DIDIT HARIYADI