TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengatakan dirinya prihatin dengan banyak kader yang diduga terlibat dalam korupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP. Bahkan, dirinya juga disebut-sebut terlibat dalam kasus ini dan turut menerima uang dari proyek tersebut.
Menurut dia, hal itu bisa saja berpengaruh pada posisi politik partai Golkar dan ia sebagai ketua umum partai tersebut, serta posisinya sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat. "Ini situasi yang begitu baik-baik begini ternyata ada masalah," kata Setya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 8 Maret 2017.
Baca: Kasus e-KTP, Setya Novanto Bantah Golkar Terima Duit 150 M
Setya berharap semua kader partainya kuat menghadapi hal ini. "Mudah-mudahan tabah," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Dewan Pimpinan Pusat Golkar Yorrys Raweyai khawatir bila kasus e-KTP ini mengganggu elektabilitas partainya. Pasalnya, kasus ini telah menjadi topik pembicaraan di pengurus pusat hingga daerah.
Setya beberapa kali diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dan diduga terlibat. Selain Setya, beberapa politikus Golkar juga pernah diperiksa KPK untuk kasus e-KTP, seperti Chairuman Harahap, Agun Gunanjar dan Markus Nari.
Baca: 5 Fakta Terkait Kasus E-KTP yang Disidangkan Kamis Besok
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta akan menggelar persidangan kasus e-KTP ini mulai Kamis besok, 9 Maret 2017. Dalam berkas dakwaan yang akan dibacakan, setidaknya ada 40 orang yang diduga menerima guyuran duit proyek ini.
Dalam kesempatan itu, Setya juga membantah bila ada uang yang mengalir ke Golkar ataupun ke dirinya. "Apa yang disampaikan kepada saya, yang didakwakan pada saya itu tidak benar," ucapnya.
AHMAD FAIZ