TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Perhubungan menargetkan kereta bandara rute Soekarno-Hatta ke Jakarta dapat selesai sepenuhnya pada September 2017. Meski begitu, mereka telah mulai mempertimbangkan ongkos perjalanan nanti.
"Batas atas (tarif perjalanan) kira-kira Rp 100 ribu," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, saat meninjau pembangunan stasiun untuk kereta bandara, Ahad, 12 Maret 2017.
Baca: Menhub Yakin Stasiun Bandara Soekarno-Hatta Rampung Juni
Kereta Bandara Soekarno-Hatta akan berakhir di stasiun bandara yang saat ini masih dalam tahap pembangunan. Nantinya stasiun itu akan terhubung dengan beberapa stasiun lain, seperti Stasiun Sudirman Baru, Stasiun Duri Kepa, Stasiun Manggarai, dan Stasiun Batu Ceper.
Dengan adanya kereta ini, diharapkan waktu tempuh perjalanan Jakarta ke Bandara Soekarno-Hatta dapat dipersingkat. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, yang ikut meninjau pembangunan, memprediksi waktu tempuh bisa dicapai hingga kurang dari satu jam. "Jarak tempuh 54 menit dari (stasiun) Manggarai. Kalau dari (stasiun) Dukuh Atas 45 menit," kata Rini.
Kereta bandara ini akan dioperasikan oleh PT Railink, perusahaan swasta yang merupakan anak usaha dari PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia.
Baca: Investasi Jepang di Indonesia Melonjak Dua Kali Lipat
Budi mengatakan pembangunan ini harus melibatkan pihak swasta. Sebab, dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tak akan mencukupi untuk membiayai pembangunan ini. "Proyek ini investasinya juga banyak," katanya.
Stasiun Bandara Soekarno-Hatta akan menyusul Stasiun Bandara Kuala Namu di Deli Serdang, Sumatera Utara, yang lebih dulu beroperasi. Selain itu, Budi mengatakan, masih akan ada kota lain yang akan dibangun stasiun bandara. "Kota berikutnya Yogyakarta dan Solo. Mulai tahun ini (pembangunannya). Di Kota Padang tahun ini (bisa) operasi," kata Budi.
Stasiun kereta bandara Soekarno-Hatta akan dilengkapi sejumlah fasilitas penunjang, seperti ticketing counter, public hall, tapping gate-in, waiting lounge, commercial area, toilet, musala, station headroom, dan konektivitas ke integrated building serta stasiun Skytrain.
Stasiun kereta bandara ini didesain untuk terkoneksi dengan stasiun Skytrain, moda transportasi antar-terminal kereta tanpa pengemudi (driverless). Kereta canggih ini berbasis teknologi Automated People Mover System (APMS).
EGI ADYATAMA