TEMPO.CO, Tangerang - Ratusan warga Rawa Rengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, berunjuk rasa di bekas Pintu M1 Bandar Udara Soekarno-Hatta, Neglasari, Cengkareng, Kota Tangerang, Selasa pagi, 14 Maret 2017. Massa membentangkan spanduk bertuliskan “Tolak Harga Murah Runway Tiga.”
Mereka menolak tanahnya dihargai murah, Rp 500 ribu sampai Rp 1,5 juta oleh tim Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) untuk pembangunan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. “Kami menolak harga terlalu murah untuk pembebasan lahan bandara,” kata Iwan Koda, warga Rawa Rengas, kepada Tempo, Selasa, 14 Maret 2017.
Baca: Pembangunan Runway 3 Bandara, Desa Ini Akan Tergusur
Saroni, warga Rawa Rengas, mengatakan seharusnya tanah warga dihargai Rp 5 juta per meter persegi. “Harga yang ditetapkan tim KJPP terlalu rendah,” ujar Saroni. Kepala Kepolisian Resor Metro Tangerang Kota Komisaris Besar Harry Kurniawan menemui para pengunjuk rasa.
Setelah dilakukan pembicaraan, Harry menyatakan bersedia memfasilitasi pertemuan antara warga dan manajemen PT Angkasa Pura II. “Kami akan fasilitasi pertemuan dengan Direktur PT AP II hari Senin pekan depan, karena saat ini Pak Dirut sedang ke luar negeri,” kata Harry dari atas kendaraan. Setelah mendapat jaminan, warga pun membubarkan diri.
Baca juga: Terlilit Utang, Warga Desak Angkasa Pura II Bayar Ganti
Di tempat terpisah, ratusan warga Desa Rawa Burung, Kecamatan Kosambi, menggeruduk gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tangerang di Tigaraksa. Tuntutan mereka sama, meminta agar tanah mereka diberi harga yang layak, Rp 5 juta. “Tanah kami cuma dihargai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per meter, ini kan bandara untuk komersial,” kata Suwarno.
AYU CIPTA