TEMPO.CO, Jakarta - Teknologi informasi dan infrastruktur pendukungnya sudah menjadi kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar. Microsoft Indonesia menggandeng Hypernet untuk memberikan layanan teknologi informasi di berbagai institusi pendidikan di seluruh Indonesia.
"Dari sini, kami berharap sekolah-sekolah yang ada di Indonesia bisa memanfaatkan kekuatan teknologi untuk meningkatkan mutu pembelajaran serta pelayanan yang mereka berikan untuk murid dan orang tuanya," kata Chief Commercial Officer Hypernet Sudino, dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa, 14 Maret 2017.
Upaya ini dimulai sejak pekan lalu, Kamis, 9 Maret 2017. Kedua perusahaan bertemu dengan ratusan pengelola institusi pendidikan dari wilayah se-Jabodetabek. "Dengan begini, sekolah-sekolah kita akan semakin maju dan tak tertinggal dengan yang ada di luar, serta mampu mencetak SDM yang berkualitas untuk mengawal proses pembangunan bangsa kita ke depan," kata Sudino.
Dalam acara tatap muka itu, Microsoft Indonesia, sebagai perusahaan teknologi global dengan pengalaman puluhan tahun, dan Hypernet, sebagai perusahaan Managed Service Provider (MSP) yang telah membantu lebih dari 2.500 klien di berbagai sektor industri di Tanah Air, membagikan pengetahuan tentang penerapan teknologi informatika dalam sistem manajemen sekolah.
Microsoft Indonesia turut mendukung acara ini dengan memberikan penjelasan dan demo secara langsung tentang perangkat lunak office365, salah satu produk andalan mereka dalam membantu meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Benny Kusuma, Education Lead Microsoft Indonesia, memberikan penjelasan tentang bagaimana sistem belajar mengajar di sekolah diharapkan dapat sejalan dengan dinamika perkembangan teknologi.
Dalam acara itu turut hadir partner Hypernet dari Singapura, Total EBS, yang memiliki produk untuk membantu menjadi jembatan komunikasi digital antara para guru dan orang tua murid. Selain itu, Vibicloud, sister company Hypernet yang fokus pada penyediaan infrastruktur cloud bagi sekolah-sekolah sehingga mereka tak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk membangun infrastruktur.
ANTARA