TEMPO.CO, London - Anak-anak yang hidup dalam suasana perang di Suriah mengalami berbagai masalah. Mereka mengkosumsi narkoba dan mencoba bunuh diri untuk bebas dari kegetiran hidup akibat konflik bersenjata selama enam tahun. Menurut kelompok bantuan internasional, Save the Children, satu dari empat anak di negeri itu menderita gangguan mental.
Jumlah anak di Suriah saat ini diperkirakan 2,5 juta jiwa. Sedangkan sekitar lima juta warga Suriah mengungsi ke sejumlah negara di Eropa, Asia, Kanada, dan Amerika Serikat sejak perang dimulai pada 2011.
Baca juga: Jutaan Anak Suriah Tak Bisa Nikmati Pendidikan
Sebanyak 13,5 juta orang sangat membutuhkan bantuan di Suriah. Dari jumlah tersebut, menurut lembaga PBB UNOCHA, separuhnya adalah anak-anak Suriah.
Mimpi buruk, mengompol, marah, pikiran ingin bunuh diri, dan depresi adalah gangguan jiwa pada anak-anak di Suriah. Lembaga ini mengatakan semua itu akibat dari rentetan penderitaan tak berujung, ledakan bom, kematian, dan kehancuran.
Hampir semua anak yang diwawancarai mengatakan mereka takut bermain di luar, putus sekolah, atau takut menyaksikan kematian teman dan saudara-saudaranya.
Baca juga: Begini Terapi Stres untuk Anak-anak Pengungsi Suriah
"Sekitar lima hingga enam bulan lalu, seorang anak berusia 12 tahun bunuh diri. Hal semacam ini belum pernah kami temui sebelumnya," kata pekerja kesehatan mental Suriah, Sharif.
"Ayahnya meninggal akibat serangan bom mobil. Mereka menjelaskan kepada anak tersebut, sekarang Ayahmu menjadi syahid dan berada di dalam surga. Anak itu berpikir jika dia meninggal akan bertemu dengan ayahnya. Dia meninggal dengan cara gantung diri dengan syal."
Baca juga: Tragis, Badut Penghibur Anak-anak di Aleppo Tewas
Psikolog Marcia Brophy, yang telah berbicara dengan 458 orang dewasa dan anak-anak, mengatakan kehidupan yang terus-menerus diliputi ketakutan dan kecemasan atau yang dikenal dengan sebutan stres beracun dapat menimbulkan masalah kesehatan serius.
"Mereka berhadapan dengan masalah perang. Akumulatif stres beracun pasti akan memiliki konsekuensi jangka panjang yang besar, itu bisa menyebabkan masalah medis seumur hidup," kata Brophy.
TRUST.ORG | CHOIRUL AMINUDDIN