TEMPO.CO, New York - Secret Service, unit layanan pengawal presiden Amerika Serikat mengatakan salah satu laptopnya yang berisi data penting telah dicuri dari mobil seorang agen di New York City. Sejumlah informasi rahasia termasuk data investigasi mengenai email Hillary Clinton, mantan menteri luar, tersimpan di laptop yang dicuri.
Dalam pernyataan yang disampaikan pada Jumat, 17 Maret 2017, Secret Service mengatakan laptop tersebut dicuri dari kendaraan seorang agennya di Brooklyn, New York pada Kamis pagi, 16 Maret 2017.
Baca juga: Secret Service Terbukti Rasis Bayar Ganti Rugi Rp 320,6 M
Seperti yang dilansir News.com.au pada 18 Maret 2017, seorang sumber mengatakan laptop tersebut berisi rencana dasar untuk keamanan di Trump Tower serta rincian tentang investigasi kriminal terkait penggunaan email dari server pribadi oleh Hillary Clinton semasa menteri luar negeri, dan informasi keamanan nasional lainnya.
Secret Service menambahkan pihaknya sedang menyelidiki kasus pencurian laptop itu.
Selain laptop, beberapa barang lainnya turut dicuri termasuk koin dan tas hitam dengan lambang Secret Service di atasnya. Namun tas itu telah dikembalikan tanpa merinci lebih lanjut.
Beberapa laporan juga mengatakan bahwa beberapa dokumen di laptop yang dicuri itu berisi file penting terkait Paus Fransiskus.
Baca juga: Secret Service Ini Tolak Lindungi Donald Trump Jika Ditembak
Seorang agen Secret Service mengatakan informasi yang ada di dalam laptop dapat membahayakan keamanan nasional. "Ada data penting yang sangat sensitif," kata agen tersebut.
Laporan terbaru ini telah menambah daftar terkait serangkaian kelalaian badan keamananan utama Amerika Serikat dalam beberapa waktu terakhir. Setelah dilaporkan sebagai lembaga yang paling rasis, Secret Service pada pekan lalu kecolongan saat seorang pria menerobos masuk ke dalam Gedung Putih. Bahkan pria itu baru tertangkap 15 menit setelahnya.
Yang terbaru Secret Service diselidiki setelah berselfie tanpa izin dengan cucu presiden Donald Trump.
NEWS.COM.AU|NEW YORK DAILY NEWS|YON DEMA