Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pantau Ekosistem Terumbu, Ekspedisi Alor-Flores Timur Digelar  

image-gnews
Wisatawan asing memasang terumbu karang bersama pemandu wisata dalam rangkaian kegiatan Sanur Village Festival 2016 di Pantai Sanur, Bali, 26 Agustus 2016. Festival ini diisi dengan berbagai atraksi wisata, seni, budaya, kuliner. ANTARA/Nyoman Budhiana
Wisatawan asing memasang terumbu karang bersama pemandu wisata dalam rangkaian kegiatan Sanur Village Festival 2016 di Pantai Sanur, Bali, 26 Agustus 2016. Festival ini diisi dengan berbagai atraksi wisata, seni, budaya, kuliner. ANTARA/Nyoman Budhiana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - WWF Indonesia dan Yayasan Reef Check Indonesia melaksanakan ekspedisi laut di kawasan konservasi perairan Alor dan Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Lesser Sunda Project Leader WWF Indonesia Muhammad Erdi Lazuardi mengatakan ekspedisi ini bertujuan melihat status dan perubahan ekosistem terumbu karang serta mengevaluasi dampak ekologi pengelolaan kedua kawasan konservasi.

Baca: Teliti Biodiversitas, LIPI Gelar Ekspedisi ke Dua Daerah Ini

Menurut Erdi, kawasan konservasi perairan ditetapkan untuk memastikan bahwa pengelolaannya benar. “Perlu melakukan pemantauan berkala untuk mengukur kondisi biofisik, khususnya pada terumbu karang sebagai aset utama alam,“ kata Erdi melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 23 Maret 2017. Ia berharap ekspedisi bermanfaat secara ekologis, ekonomi, dan sosial.

Baca: Ekspedisi Pulau Terdepan Indonesia Dilanjutkan

Erdi menuturkan, pada 16 Juni 2015, Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Alor seluas 276,6 ribu hektare resmi ditetapkan dengan nama Suaka Alam Perairan (SAP) Selat Pantar melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 35 Tahun 2015. Pada Juni 2013, KKPD Flores Timur seluas 150 ribu hektare resmi dicadangkan dengan nama SAP Flores Timur.

Menurut dia, kedua kawasan dikenal memiliki kekayaan hayati perikanan yang tinggi dan banyak dimanfaatkan untuk wisata bahari. Ia menambahkan, dari total sembilan kawasan konservasi perairan yang ada di NTT, tiga di antaranya berstatus dicadangkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Seksi Pengelolaan dan Penataan Ruang Laut Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Nusa Tenggara Timur Izaak S. Angwarmasse mengatakan pemerintah menargetkan menetapkan dua kawasan konservasi, yaitu SAP Flores Timur dan KKPD Teluk Maumere. “Hasil evaluasi dampak ekologi dari ekspedisi ini akan digunakan untuk menyusun program, rencana pengelolaan, dan zonasi kawasan,” ujarnya.

Erdi berharap ekspedisi ini dapat mengoptimalkan pengelolaan sumber daya laut di SAP Selat Pantar Alor ataupun SAP Flores Timur. Tim ekspedisi, kata dia, akan mendata 73 titik ekologi di sekeliling Pulau Alor, Pantar, Lembata, Adonara, Solor, dan sebagian Flores Bagian Timur.

Selain WWF Indonesia, kata Erdi, dalam tim ini juga tergabung para peneliti dari DKP Provinsi Nusa Tenggara Timur, DKP Kabupaten Alor, dan DKP Kabupaten Flores Timur. Ada pula tim dari Universitas Muhammadyah Kupang dan University Consortium for Sustainable Fisheries (Uniconsufish) Provinsi Nusa Tenggara Timur.

ARKHELAUS W.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Berjalan 500 Kilometer, Belasan Gajah Rusak Properti Warga Cina

3 Juni 2021

Ilustrasi kawanan gajah liar. Kredit: ANTARA/HO/21
Berjalan 500 Kilometer, Belasan Gajah Rusak Properti Warga Cina

Lima belas gajah membuat kekacauan di Cina. Dikutip dari CNN, mereka kabur dari kawasan lindung Xishuangbanna dan berjalan sejauh 500 kilometer.


IPB Gelar Seminar Hasil Ekspedisi Batas Negeri

24 Februari 2020

Para pembicara seminar, moderator,  pembina dan ketua umum Uni Konservasi Fauna IPB
IPB Gelar Seminar Hasil Ekspedisi Batas Negeri

Ekspedisi Batas Negeri merupakan program eksplorasi keanekaragaman hayati dan sosial budaya wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar di Indonesia oleh Uni Konservasi Fauna Institut Pertanian Bogor yang bekerjasama dengan TNI AL


Program Green Development, Ridwan Kamil Gandeng WWF Indonesia

7 September 2019

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata di Gedung Pakuan, Bandung, Jumat (6/9/19).
Program Green Development, Ridwan Kamil Gandeng WWF Indonesia

Ridwan Kamil menandatangani naskah kerja sama dengan organisasi lingkungan hidup, WWF Indonesia untuk pembangunan hijau.


KKP - WWF Fokus Kelola Udang Windu Berkelanjutan

16 Agustus 2018

Udang. Dok.TEMPO/Fully Syafi
KKP - WWF Fokus Kelola Udang Windu Berkelanjutan

KKP bekerja sama dengan WWF fokus mendorong pengelolaan sumber daya budidaya udang windu berkelanjutan.


2 Generasi Harimau Sumatera Terekam, Bisa Berkembang Kayak Kucing

29 Juli 2018

Harimau Sumatera dan tiga anaknya melintas di depan kamera tersembunyi yang dipasang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama WWF pada 2015-2017. (dok. KLHK/WWF)
2 Generasi Harimau Sumatera Terekam, Bisa Berkembang Kayak Kucing

WWF dan KLHK merilis video dua generasi harimau Sumatera. Mereka bisa berkembang seperti kucing asal habitatnya dilindungi.


Earth Hour, Tak Sekadar Memadamkan Listrik 1 Jam Saja

24 Maret 2018

Foto kombinasi menara Tokyo sebelum dan sesudah lampu dimatikan saat memperingati Earth Hour di Tokyo, Jepang, 25 Maret REUTERS/Issei Kato
Earth Hour, Tak Sekadar Memadamkan Listrik 1 Jam Saja

Earth Hour dilakukan serentak di seluruh penjuru dunia setiap Sabtu di akhir Maret dengan mematikan lampu dan peralatan listrik.


Ekspedisi Pelayaran Napak Tilas Magelhaens Akan Digelar di Tidore

26 Desember 2017

KRI Bima Suci (kanan) bersama KRI Dewa Ruci dihadirkan dalah acara pelepasan tim Sail Sabang 2017 di dermaga JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 20 November 2017. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mememimpin acara Pelepas 768 pemuda-pemudi dari TNI AL, sekolah kelautan, dan anggota pramuka terpilih untuk mengikuti Sail Sabang Ekspedisi Nusantara Jaya 2017. Tempo/ Ilham Fikri
Ekspedisi Pelayaran Napak Tilas Magelhaens Akan Digelar di Tidore

Kegiatan pelayaran keliling dunia bertajuk Ekspedisi Napak Tilas Magelhaens, akan digelar 2019-2021, dimulai dari Spanyol dan berakhir di Tidore.


WWF Ajak Masyarakat Audit Sendiri Penggunaan Listrik Bulanan

19 November 2017

Meteran listrik. TEMPO/Subekti
WWF Ajak Masyarakat Audit Sendiri Penggunaan Listrik Bulanan

WWF mengajak masyarakat agar menyadari pola konsumsi listrik agar tagihan tak membengkak saat penyederhanaan golongan listrik diterapkan.


Libatkan WWF dalam Reforma Agraria, Menko Darmin Dikritik

22 Oktober 2017

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menko PMK Puan Maharani, Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan disela-sela persiapan mengikuti rapat terbatas tentang optimalisasi dana desa di Istana Bogor, Jawa Barat, 18 Oktober 2017. ANTARA FOTO
Libatkan WWF dalam Reforma Agraria, Menko Darmin Dikritik

Menko Perekonomian diminta segera mengkoreksi kerja sama dengan WWF dalam soal reforma agraria.


Kemenko Perekonomian Gandeng WWF Percepat Reforma Agraria

19 Oktober 2017

Pemerintah Godok Skema Reforma Agraria
Kemenko Perekonomian Gandeng WWF Percepat Reforma Agraria

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menggandeng WWF Indonesia sebagai salah satu upaya mempercepat reforma agraria.