Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Remaja Yang Mengerti Kesehatan Reproduksi Hanya 10 Persen

image-gnews
Warga mendatangi mobil unit pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang disediakan Pemerintah Kota Banda Aceh untuk pemeriksaan dan konsultasi reproduksi di Desa Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh, 26 Januari 2016. ANTARA FOTO
Warga mendatangi mobil unit pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang disediakan Pemerintah Kota Banda Aceh untuk pemeriksaan dan konsultasi reproduksi di Desa Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh, 26 Januari 2016. ANTARA FOTO
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Para peneliti kesehatan reproduksi menyebutkan jumlah remaja yang menikah usia dini masih tinggi. Hasil Survei Penduduk Antar Sensus pada 2015 menunjukkan terdapat 1,5 juta penduduk usia 15-19 tahun yang menikah dan bercerai.

Remaja tersebut tinggal di perdesaan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Paling banyak pernikahan usia dini tersebar di daerah pesisir utara Jawa Barat dan Jawa Timur. Dampak dari pernikahan usia dini adalah potensi kematian untuk ibu hamil maupun anaknya.

Baca: Begini Pemerintah Cegah Kehamilan di Usia Dini

Koordinator Johns Hopkins Centre for Communication Program, Eddy Hasmi, mengatakan pusat kesehatan reproduksi pemerintah maupun organisasi non-pemerintah belum menjangkau remaja secara merata di perdesaan.

Baca: Kemenkes Bantah Vaksin Kanker Serviks Bikin Menopouse Dini

“Banyak lembaga yang berkumpul di satu tempat. Tidak merata akses layanan informasinya,” kata dia dalam acara pertemuan nasional kesehatan reproduksi remaja di Hotel Hyaat Regency Yogyakarta, Kamis 23 Maret 2017.

Eddy mengatakan remaja yang mengerti tentang program kesehatan reproduksi hanya 10 persen. Sedangkan remaja yang datang untuk mengakses informasi ke Pusat Kesehatan Masyarakat Remaja dan lembaga lainnya hanya lima persen. Informasi tentang kesehatan reproduksi di internet masih belum mencukupi dan bercampur banyak informasi yang tidak tepat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa di antara remaja juga menyebut layanan tidak ramah remaja. Konselor memberikan informasi seperti menggurui. Padahal, mereka lebih senang diajak dialog. Akses informasi ini penting untuk mencegah remaja menikah usia dini. “Mereka gamang mencari layanan kesehatan reproduksi,” kata dia.

Menurut dia, mereka yang hamil di bawah 19 tahun dikategorikan kurang aman. Remaja yang menikah usia dini diduga karena kurang pengetahuan, lingkungan, dan faktor ekonomi. Di perdesaan misalnya, mereka yang hanya lulus sekolah menengah pertama dan tidak punya kegiatan.

Peneliti Pusat Kesehatan Reproduksi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Issac Tri Oktaviati Ratnaningsih, menyebutkan remaja kesulitan mencari informasi untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Riset itu dilakukan di sembilan provinsi mewakili pulau-pulau besar di Indonesia pada November 201-Maret 2017. Di antaranya Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi.

Ia melakukan riset dengan mewawancarai remaja usia 10-19 tahun dan orang tuanya. Mereka mayoritas mengatakan di sekitarnya tidak ada layanan kesehatan reproduksi. Sedangkan, mereka yang berusia 15-19 tahun lebih nyaman berkomunikasi dengan teman sebaya dan mencari informasi tentang kesehatan reproduksi di internet.

Mereka yang berusia 10-14 tahun menginginan memperbincangkan kesehatan dengan orang tuanya. Tapi orang tua bilang belum saatnya. “Orang tua bilang tabu dan tidak tahu harus menjelaskan apa,” kata dia.

SHINTA MAHARANI

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

6 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

23 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?


Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

24 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.


Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

42 hari lalu

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan IMERI-FKUI. Kredit: FKUI
Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.


Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Pasien penderita kusta di Rumah Sakit Anandaban Leprosy Mission di Lele, Nepal, 24 Januari 2015. (Omar Havana/Getty Images)
Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.


174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

28 Januari 2024

Warga Palestina yang melarikan diri dari Khan Younis menuju Rafah, akibat operasi darat Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas di selatan Jalur Gaza, 25 Januari 2024. Setidaknya 50 warga Palestina tewas di Khan Younis dalam 24 jam terakhir. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

Laporan Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza menyebut ada 174 warga Gaza yang gugur dalam serangan Israel yang masih berlanjut


Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

16 Januari 2024

Ilustrasi Pameran Alat Kesehatan/Istimewa
Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

Pastikan produk-produk terkait kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan, yang dibeli memiliki izin edar agar terjamin aman, bermutu, bermanfaat.


PB PERNEFRI: Kelebihan Garam Picu Penyakit Ginjal Kronis

15 Januari 2024

Ilustrasi garam. Shutterstock
PB PERNEFRI: Kelebihan Garam Picu Penyakit Ginjal Kronis

Kelebihan garam bisa memicu berbagai masalah kesehatan, hingga merambat kepada penyakit ginjal kronis.


Setahun setelah Legalisasi, Thailand Berencana Larang Penggunaan Ganja untuk Rekreasi

11 Januari 2024

Ilustrasi ganja.  REUTERS/Blair Gable
Setahun setelah Legalisasi, Thailand Berencana Larang Penggunaan Ganja untuk Rekreasi

Thailand sedang menampung opini publik untuk RUU terbaru yang akan melarang penggunaan ganja rekreasional.


Alodokter Lolos Uji Coba Regulatory Sandbox, Berstatus Direkomendasikan Kemenkes

8 Januari 2024

Platform kesehatan digital Alodokter meluncurkan fitur terbaru dari Alomedika bernama Alomedika eCourse, universitas daring khusus dokter pertama di Indonesia. (ANTARA/HO-Alodokter)
Alodokter Lolos Uji Coba Regulatory Sandbox, Berstatus Direkomendasikan Kemenkes

Alodokter adalah platform kesehatan digital yang digunakan lebih dari 30 juta pengguna aktif setiap bulan.