TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen PT Sarana Multigriya Finansial mengaku optimistis dapat meningkatkan Pasar Pembiayaan Sekunder Perumahan (PPSP). Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, mengatakan ada sekitar 11,7 juta rumah tangga yang belum memiliki rumah berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik pada 2015. Maka, SMF berusaha berkontribusi melalui pemerataan pembiayaan perumahan secara nasional dan pendayagunaan penyalur KPR. Ini dilakukan dengan menyediakan dana jangka panjang yang terjangkau dan berkesinambungan.
Baca: SMF Ingin Bank Penyalur Kredit Sasar Generasi XYZ
"Melalui sekuritisasi dan pembiayaan, SMF terus berupaya menjalankan perannya untuk mendukung program yang dicanangkan pemerintah, seperti program sejuta rumah," ujar Ananta di Hotel Borobudur, Senin, 27 Maret 2017.
Ananta menuturkan, SMF siap aktif berkontribusi dalam mendukung implementasi Program Tabungan Perumahan Rakyat, yang dicanangkan pemerintah. Salah satu caranya adalah dengan melaksanakan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2016 tentang Tapera. Tabungan ini diharapkan sebagai sumber dana murah jangka panjang untuk mendukung pembangunan perumahan bagi masyarakat menengah ke bawah.
Baca: SMF Sosialisasikan Fasilitas Sekuritisasi Tagihan KPR
Dalam implementasi Tapera, SMF dapat berperan sebagai intermediator bagi Bank-Bank Penyalur KPR yang berkeinginan memanfaatkan dana Tapera. "Peran serta SMF dalam program Tapera dapat menambah junlah penyalur KPR yang berpartisipasi dalam program Tapera, sehingga menambah jumlah masyarakat yang terlayani terutama masyarakat berpenghasilan rendah," kata Ananta.
Sebagai informasi, SMF merupakan Badan Usaha Milik Negara, yang didirikan pada 2005 di bawah Kementerian Keuangan. Lembaga ini bertugas mengembangkan Pasar Pembiayaan Sekunder Perumahan melalui sekuritisasi dan pembiayaan. Dana lalu disalurkan melalui Penyalur KPR.
Sejak awal berdirinya SMF, hingga Desember 2016, perseroan telah mengalirkan dana ke penyalur KPR secara kumulatif mencapai Rp 27,4 triliun. Ini terdiri dari penyaluran pinjaman sebesar Rp 20,2 triliun, dan sekuritisasi sebesar Rp 7,2 triliun. Dari seluruh dana yang disalurkan, SMF telah membiayai kurang lebih 570 ribu debitur KPR untuk 570 ribu rumah dari Aceh hingga Papua.
Terkait sekuritisasi, sejak 2009 hingga 2016 SMF telah memfasilitasi 10 kali transaksi sekuritisasi. Sedangkan untuk kerjasama pembiayaan, SMF telah bekerjasama dengan Bank Umum, Bank Syariah, Bank Pembangunan Daerah, dan Perusahaan Pembiayaan.
Untuk penyaluran pinjaman, SMF telah menerbitkan surat utang dari awal penerbitan hingga saat ini mencapai Rp 16,7 triliun. Terhitung sejak 8 Februari SMF mendapatkan peringkat idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia baik ubtuk Korporat maupun Surat Utang.
DESTRIANITA