TEMPO.CO, Jakarta -Tak hanya fisik, narkotika juga berdampak terhadap psikologis dan lingkungan sosial penggunanya. Hal itu yang membuat pengguna narkotika terus ingin mengkonsumsi barang haram tersebut.
"Ada ketergantungan fisik dan psikologis atau sosial," kata Psikolog Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido, Mulyanto, kepada Tempo, Selasa, 29 Maret 2017.
Baca juga :Para Artis Ini, Menggunakan Narkoba Karena Tekanan Pekerjaan?
Mulyanto menjelaskan, ketergantungan fisik dapat dipulihkan dengan detoksifikasi tubuh. "Tapi, kalau ketergantungan psikologis lama pemulihannya, karena (merasa) tidak bisa kalau belum pakai (narkotika)," ujarnya.
Dampak psikologis ini, tetap melekat meski pengguna menyadari bahwa yang dilakukannya adalah salah atau berdampak buruk bagi kesehatannya. "Tapi, ada rasa dipikirannya kalau belum menggunakan, seperti ada yang kurang. Jadi ada perasaan seperti nagih atau ketergantungan," kata dia. Paling tidak perlu perawatan intensif rehabilitasi inap minimal 6 bulan. "Pemulihannya, tiga tahun baru kuat," katanya menambahkan.
Pengguna yang sudah ketergantungan secara psikologis biasanya mudah gelisah atau cemas. "Karena adiksi, belum tenang kalau dia belum pakai (narkotika)," ujarnya.
Adapun efek yang ditimbulkan dari penggunaan narkotika yang digunakan itu yakni ada yang stimulan (semangat), depresan (malas), dan halusinogen (berhalusinasi). "Stimulan seperti sabu, karena membuat penggunanya semangat terus, depresan ini seperti ganja sintetis, dan halusinogen biasanya dari pil ekstasi," tuturnya.(Baca : Vitamin C Tingkatkan Risiko Batu Ginjal pada Pria?
Mulyanto menjelaskan, rata-rata pasiennya sudah menjadi pecandu narkotika setelah dua tahun menggunakan narkotika. "Ada juga yang jadi pecandu dalam satu sampai tiga bulan, tapi rata-rata pasien saya jadi pecandu satu sampai dua tahun," kata dia.
Menurutnya, progresifitas adiksi atau toleransi tubuh terhadap zat narkotika yang semakin meningkat, tergantung dari masalah, frekuensi, intensitas, dan dosis pemakaian. "Jadi awalnya icip-icip, coba-coba, sedikit, terus jadi banyak," kata Mulyanto.
AFRILIA SURYANIS
Baca juga:
70 Persen Pasien Kanker Paru Stadium Lanjut, Ini Sebabnya
Mau Menaksir Kesehatan Seseorang? Lihat Saja Matanya