TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) Anindya N Bakrie mengatakan Grup Viva akan mengembangkan perusahaan dengan mendorong bisnis melalui digital. Seperti menggunakan portal berita viva.co.id sebagai pendukung ANTV dan TV one, dua stasiun televisi yang tumbuh di bawah VIVA.
Menurut dia, Grup Viva berpotensi untuk ditumbuhkembangkan dan tetap menjadi market leader di industri. ”Kami sangat percaya bahwa sinergi digital antar ANTV, tvOne dan viva.co.id adalah “winning formula” untuk pertumbuhan masa depan grup VIVA,” ujar Anindya Bakrie dalam pesan tertulisnya, Kamis, 30 April 2017.
Baca: Erick Thohir Mundur dari Komisaris VIVA
Pada 2016, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), induk perusahaan PT Intermedia Capital Tbk (IDX: MDIA), ANTV, tvOne dan viva.co.id berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,686 triliun atau tumbuh sebesar 27 persen dibandingkan pendapatan di 2015 sebesar Rp 2,109 triliun. Menurut Anindya, Kinerja VIVA yang apik di tahun 2016, ditopang keberhasilan VIVA meningkatkan audience shares selama tahun 2016.
ANTV, tv yang bernaung di bawah VIVA meraih peringkat ke-2 TV Free To Air dengan audience shares rata-rata 14,0 (Sumber Nielsen Media Research 1 Januari 2001 sampai 31 Desember 2016). Adapun pada Desember 2016, ANTV mencapai audience shares 15,8 dan terus meningkat pada Januari 2017 sebesar 17,3 serta Febuari 2017 sebesar 17,2.
“Keberhasilan ANTV tersebut, merupakan bukti bahwa program-program ANTV berhasil diterima dengan baik oleh segmen menengah ke atas,” kata Anindya.
Baca: Usai Refinancing Utang, VIVA Fokus Kembangkan Bisnis TV
Analis pasar modal dari Bina Artha Securities Reza Priyambada menilai, pertumbuhan pendapatan VIVA ditopang oleh kinerja MDIA melalui Entitas Anaknya yaitu ANTV, dengan pemilihan program yang memiliki segmen tertentu di masyarakat. Menurut Reza, program-program acara yang dikemas oleh ANTV, memberikan warna tersendiri dimata masyarakat sehingga pada akhirnya berimbas pada peningkatan jumlah pangsa pemirsa yang memberikan peluang untuk mendapatkan pengiklan.
“ANTV masuk dalam top three atau Tier #1 Televisi Free To Air sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengiklan untuk mengiklankan produk barang maupun jasa yang akan dipromosikan, “ tutur Reza.
Meski demikian kata dia, harga saham VIVA saat ini masih dihargai lebih rendah dari para pesaingnya, yakni PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA). Hal ini dikarenakan nilai P/E yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya. “Sebagai gambaran, nilai P/E dari VIVA saat diperdagangkan dengan nilai P/E 36,12x. Sementara MNCN 13,36x dan SCMA 25,34x,” ucap Reza.
Namun demikian, secara pertumbuhan VIVA mampu menghasilkan angka yang lebih tinggi seiring dengan biaya operasional yang lebih efisien dibandingkan dengan para pesaingnya sehingga dapat menghasilkan marjin yang lebih tinggi. Reza menambahkan, sentimen dari grup (Bakrie) juga membuat saham VIVA belum banyak diminati oleh para pelaku pasar.
“Sehingga harga saat ini masih terdiskon dibandingkan saham para pesaingnya,” ucap Reza.
DESTRIANITA