TEMPO.CO, Tarakan - Perompak bertopeng membawa senjata laras panjang dan senjata tajam merampas sebuah kapal speedboat yang bermuatan 4 orang di Perairan Tanjung Tiram, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Sabtu, 8 April 2017. Pelaku merampas speedboat dan seluruh barang milik korban. Semua korban dipaksa lompat ke laut, 3 orang selamat sedangkan 1 orang bernama Adi tewas tenggelam karena tidak dapat berenang.
"Laporan kami terima tadi pagi jam 07.00. Kejadiannya kemarin sekitar pukul 13.00 WITA," kata Kepala Badan Search and Rescue Nasional (Balikpapan) Mujiono melalui Kasi Operasi Octavianto, Sabtu, 8 April 2017.
Baca juga:
Diserang Bajak Laut, 8 Nelayan Filipina Tewas
Dari laporan yang diterima Basarnas Balikpapan yang wilayah kerjanya mencakup Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, saat ini salah satu korban telah melapor secara resmi ke Polisi di Tarakan. "Saat ini tim gabungan sedang melakukan pencarian di LKP (lokasi kejadian perkara), kami mengirim satu tim resque untuk membantu proses pencarian korban," kata Octavianto.
Dari data yang dipaparkan Basarnas Balikpapan, kejadian tersebut bermula saat speedboat yang dikemudikan Sahral dan membawa Said, Masmarih dan Adi hendak menuju Tarakan dari Bulungan. Namun, saat diperairan Tanjung Tiram Bulungan, sebuah speedboat berwarna biru hitam tanpa memiliki kaca bagian depan datang menghadang korban.
Baca Juga:
Korban dipaksa berhenti oleh pelaku yang berjumlah 4 orang dengan menggunakan penutup wajah. Pelaku mengancam korban menggunakan 2 pucuk senjata laras panjang beserta senjata tajam. Pelaku menyuruh korban mematikan mesin kapal, meletakkan seluruh barang termasuk telepon seluler, kemudian dipaksa lompat ke laut. "Dari laporan yang kami terima, speedboat dan barang-barang korban dirampas lalu dipaksa melompat ke laut," kata Octa.
Naas nasib Adi, dirinya yang tidak bisa berenang harus tenggelam dan hingga kini belum bisa ditemukan. "3 orang (Sahral, Masmarih dan Said) lainnya selamat dengan cara berenang ke pinggir," kata Octa.
Dari peristiwa tersebut, total kerugian ditafsir lebih dari Rp 30 juta. Hingga saat ini, proses pencarian terus dilakukan tim gabungan."Proses pencarian bersama unsur SAR lainnya, dari Pos SAR Tarakan, Pos TNI AL Tarakan, Pol Air Tarakan, BPBD, PMI, keluarga korban dan masyarakat sekitar," kata Octa. Saat ini Basarnas terus berupaya untuk memastikan perkembangan dari proses pencarian korban. "Akan kami kabarkan lagi untuk perkembangannya," kata Octa.
SAPRI MAULANA