TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menjelaskan empat skema hunian yang bisa dipilih warga Jakarta. Ini merupakan program perumahan murah bagi warga Jakarta yang ditawarkan Ahok dengan pasangannya Djarot Saiful Hidayat. Skema hunian yang ini, kata Ahok, memudahkan warga Jakarta memiliki rumah di Ibu Kota.
Pertama, Ahok menyiapkan rumah bersubsidi berupa rumah susun untuk masyarakat yang berpenghasilan sesuai upah minimum provinsi. "Kalau gaji kamu Rp 3 juta atau UMP, kamu terima rumah subsidi kami saja deh, seumur hidup enggak sewa itu," ujar Ahok setelah menghadiri acara Partai Solidaritas Indonesia di Hotel Harris, Tebet, Jakarta, Ahad, 9 April 2017.
Baca: Anies Jelaskan Cicilan Rumah tanpa DP, Ahok: Tak Mungkin
Kedua adalah rumah susun bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan Rp 5-7 juta. "Penghasilan segitu kan belum cukup buat beli rumah, makanya kami sediakan yang harga kos," kata Ahok.
Ketiga, rumah susun bersubsidi diperuntukkan bagi pasangan suami-istri yang memiliki penghasilan total hingga Rp 13 juta. Menurut dia, jenis hunian yang banyak ditawarkan di Jakarta saat ini ialah apartemen. Namun, harganya sangat mahal.
Baca: Program Rumah Disoal Ahok, Anies: Reklamasi Main Terobos
"Kecuali kami yang jual. Kami jual bangunan saja Rp 300 juta. Tanahnya tidak dihitung," kata Ahok.
Keempat, tawaran Ahok kepada pemilik tanah agar mau menjual tanahnya kepada pemerintah. Nantinya tanah itu akan digunakan untuk membangun rumah susun.
Pemilik tanah juga akan mendapat kompensasi tambahan berupa unit yang proporsinya disesuaikan dengan aturan pemerintah, yakni 2,5 kali dari total tanah yang dijual. "Misalnya orang itu memiliki tanah 100 meter persegi, Pemprov DKI Jakarta akan menggantinya menjadi 250 meter persegi dalam bentuk unit-unit rusun," kata Ahok menjelaskan.
Baca: Program Rumah DP Rp 0, Anies Sebut Tak Salahi Peraturan BI
Disinggung soal tudingan menjiplak program rumah dengan DP nol rupiah milik pasangan Anies-Sandi, Ahok membantahnya. Menurut dia, skema hunian miliknya sudah ada sebelum program Anies-Sandi.
"Justru kami sudah duluan jauh sebelum dia (Anies-Sandi). Kamu baca saja koran, saya tawarin 2,5 persen itu dari tahun-tahun lalu," kata Ahok.
INGE KLARA SAFITRI