TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, memaparkan strategi untuk mencegah naiknya kembali harga cabai di kawasan DKI Jakarta. Menurutnya, fenomena yang kerap berulang tersebut dapat dihindari dengan menanam cabai dan memberdayakan lahan-lahan kosong di kawasan DKI Jakarta.
“Jadi kita menanam di atas lahan 11 hektare untuk tanaman cabai sekaligus memberdayakan tanah-tanah yang kosong,” ujar Soni, panggilan akrab Sumarsono, saat menghadiri rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Senin, 10 April 2017.
Baca : Antisipasi Tawuran Pelajar, Polwan Bekasi Berpatroli
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan di kawasan utara Jakarta, Soni menyatakan masih memasok produk pertanian melalui kerjasama operasional dengan daerah-daerah sekitar DKI Jakarta seperti Lampung, Indramayu, Subang, Bekasi, dan Karawang.
“Sektor utara memang prioritas pertanian tapi karena wilayah utara kita adalah kepulauan ya posisinya, jadi sektor pertanian tapi lebih banyak kepada nelayan kita fokuskan,” ujar Soni.
Sebelumnya, harga cabai di DKI Jakarta sempat melonjak hingga menyentuh Rp 120 ribu per kilogram akibat turunnya jumlah stok cabai di pasaran dari seharusnya 120 ton menjadi 40 ton. Beberapa langkah yang dilakukan Pemprov DKI guna menekan harga cabai di antaranya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta membeli cabai dan bawang langsung dari Brebes, Jawa Tengah.
Baca : Bekasi Berusaha Alihkan Pengguna Kendaraan Pribadi ke Angkot
Selain itu, Pemprov DKI juga berencana membeli 2 unit cold storage atau lemari pendingin ukuran besar guna menyimpan cabai dan bawang merah yang diserap dari Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur.
Berdasarkan situs infopangan.jakarta.go.id, harga cabai rawit merah per 10 April 2017 rata-rata Rp 70.047 per kilogram di DKI Jakarta, dengan harga tertinggi Rp 100 ribu per kilogram dan terendah Rp 50 ribu per kilogram.
CAESAR AKBAR | ABDUL MALIK