TEMPO.CO, Jakarta – Pembalap tim Repsol Honda, Marc Marquez, mengaku bersalah atas insiden yang menimpa dirinya sendiri dalam balapan seri MotoGP Argentina di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Senin, 10 April 2017. Dia mengaku mengambil risiko dengan menggunakan ban depan bertekstur keras.
”Saya berada di titik pengereman untuk masuk ke tikungan kedua dengan tak terlalu banyak merebahkan motor, tapi saya mengunci ban depan saya dan terjatuh. Itu adalah kesalahan saya,” ujarnya.
”Tentu saja saya sangat kecewa terhadap diri saya sendiri karena, seperti yang saya katakan di Qatar, kesalahan di awal musim akan memberi Anda hukuman yang besar. Itu jelas kesalahan saya, dan saya meminta maaf kepada tim dan Honda. Kami adalah manusia, kami mengerti kenapa dan harus berpikir untuk balapan ke depan,” lanjutnya.
Baca: Juara di 2 Seri Perdana MotoGP, Begini Kata Vinales
Dalam balapan pada Senin dinihari, Marquez sebenarnya tampil sangat baik sebelum terjatuh. Memulai dari posisi start terdepan, pembalap Spanyol itu langsung meninggalkan pembalap lain. Dia berhasil membuka jarak hampir 2 detik dengan pembalap kedua dari tim LCR Honda, Cal Crutchlow, pada putaran kedua.
Nahas bagi Marquez, pada putaran ketiga, dia terjatuh lantaran kehilangan keseimbangan ban depan. Hal yang sama menimpa rekan setimnya, Dani Pedrosa.
Marquez mengatakan timnya mengambil risiko dengan menggunakan ban depan bertekstur keras pada balapan di Argentina. Hal itu mereka lakukan setelah pada balapan terdahulu di Sirkuit Losail, Qatar, Honda memutuskan menggunakan ban depan lunak demi mengurangi risiko terjatuh. Namun hasilnya, Marquez tak bisa berbuat apa-apa di Losail dengan hanya finish di posisi keempat.
Baca juga: Juara Kedua di MotoGP Argentina, Valentino Rossi Torehkan Rekor
”Kami harus menggunakan ban depan keras untuk dapat mengerem dengan baik, untuk mendapatkan kestabilan, dan ini adalah sesuatu yang bisa membuat Anda sedikit terhukum karena Anda mengambil lebih banyak risiko,” ujarnya.
”Di Qatar, kami mengambil jalan lebih aman, dan kami mendapat masalah karena saya tak bisa bertarung dengan baik. Di sini rencananya kami mengambil risiko. Tetapi, di akhirnya, tak ada alasan, itu adalah kesalahan saya, dan saya harus belajar dari kesalahan itu dan mencoba memperbaikinya di masa depan.”
CRASH | FEBRIYAN