TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memimpin Pertemuan Tingkat Menteri Keempat Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) bersama Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Datuk Seri Mah Siew Keong, di kantornya, hari ini Selasa 11 April 2017.
Secara khusus, para menteri dalam CPOPC menyatakan keprihatinan atas Resolusi Parlemen Eropa tentang Palm Oil and Deforestation of Rainforests. Ke depan mereka akan memyusun pernyataan bersama sikap negara-negara produsen utama minyak sawit terhadap resolusi tersebut.
Baca: Menteri LHK: Tuduhan Eropa Soal Sawit Keji
"Resolusi dianggap kontra produktif terhadap upaya kuat negara-negara penghasil minyak sawit untuk pengelolaan sumber daya berkelanjutan," ujarnya, Selasa, 11 April 2017. Anggota CPOPC sepakat menilai bahwa isu-isu lingkungan tidak selayaknya digunakan sebagai alat untuk diskriminasi dan pembatasan terselubung dalam perdagangan.
Dalam pertemuan itu, membahas perkembangan terbaru pada industri kelapa sawit global. Termasuk tantangan berupa hambatan perdagangan dan kriteria keberlanjutan. Pertemuan kali ini juga menyepakati misi para menteri CPOPC pada Mei 2017 yang akan berkunjung menyampaikan pandangan negara produsen pada institusi-institusi Uni Eropa. Sehingga, kunjungan itu diharapkan dapat meningkatkan fokus kerja sama pada Pertemuan Tingkat Menteri berikutnya yang digelar akhir tahun nanti.
Baca: Nutella Bela Industri Minyak Kelapa Sawit, Ini Alasannya
Darmin selanjutnya menyoroti pentingnya pendekatan multi stakeholder untuk meningkatkan kualitas minyak sawit dan hasil penerimaan. Dia berujar sebelum pertemuan Tingkat Menteri berikutnya, lebih dulu akan dilakukan dialog dengan para pemangku kepentingan terkait seperti petani kecil, sektor swasta, negara-negara pengimpor utama minyak sawit dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Peningkatan kerja sama lebih lanjut dengan negara-negara penghasil kelapa sawit lainnya ikut dibahas dalam agenda tersebut. Sebab, tantangan global yang semakin meningkat menjadi momentum bagi negara-negara produsen untuk meningkatkan kerjasama dan berpartisipasi dalam peningkatan kualitas produk, serta menyebarluaskan informasi faktual tentang minyak sawit.
"Kita perlu berupaya menarik lebih banyak keanggotaan dalam CPOPC,” katanya. Darmin menuturkan cetak biru (blueprint) penting dan dibutuhkan untuk menentukan jangka waktu serta capaian dalam pengembangan industri kelapa sawit. “Kelompok kerja teknis akan dibentuk untuk menyelesaikan rancangan sebelum Pertemuan Tingkat Menteri ke-5 pada Desember 2017."
Pada pertemuan hari ini turut hadir Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Rizal Affandi Lukman, dan Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri Ridwan Hassan.
Sementara itu, hadir dari perwakilan Malaysia yaitu Sekretaris Jenderal Kementerian Perusahaan Perladangan dan Komoditi Datuk M. Nagarajan, Direktur Jenderal Malaysian Palm Oil Board (MPOB) Ahmad Kushairi Din dan Chief Executive Officer Malaysian Palm Oil Council (MPOC) Kalyana Sundram.
GHOIDA RAHMAH