TEMPO.CO, Tokyo - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengincar radar buatan Japan Radio Co. Perusahaan pembuat alat pengawas itu menciptakan produk yang bisa mengendus kapal asing yang masuk ke perairan Indonesia, hingga radius setara 150 kilometer.
Menteri Susi Pudjiastuti mengatakan peningkatan teknologi perangkat pengawas diperlukan untuk mencegah masuknya para pencuri ikan. “Kita perlu banyak,” ujar Susi Pudjiastuti usai bertemu dengan Representative Director, President Japan Radio Co., Kenji Ara, di Tokyo, Jepang, Rabu, 12 April 2017.
Baca: Berkunjung ke Jepang, Menteri Susi Tagih Janji PM Shinzo Abe
Pada pertemuan itu, Susi Pudjiastuti menjelaskan, pemerintah menjajaki teknologi terkini yang mungkin bisa digunakan di Indonesia. Produk paling canggih adalah radar yang bisa memonitor sembilan titik sekaligus, yang dikendalikan di satu lokasi. Produk sebelumnya, hanya bisa memantau tiga titik melalui satu kendali.
Harganya lumayan mahal, yang paling canggih mencapai US$ 2 juta. Karena itu, Kementerian juga menjajaki peluang untuk mendapatkannya melalui program hibah. “Nanti kami diskusikan dengan JICA,” ujarnya. Pengadaan radar itu tidak bisa dilakukan langsung oleh Kementerian Kelautan melainkan melalui instansi lain, misalnya Kementerian Pertahanan, atau Badan Keamanan Laut (Bakamla).
Baca: Menteri Susi Bawa Nelayan Bajo Penderita Tumor Berobat ke Jakarta
Menurut Susi Pudjiastuti, Kementerian Kelautan memerlukan radar yang canggih untuk dipasang di beberapa titik. Misalnya perairan Morotai, Natuna, Sabang, Raja Ampat, dan Arafura. Di tempat-tempat itu, Kementerian juga memerlukan radar untuk program konservasi. Saat ini, Kementerian Kelautan hanya memiliki satu radar konservasi yang dipasang di Wakatobi, dikendalikan oleh balai penelitian. Alat ini diperoleh melalui program hibah dari pemerintah Jepang. “Radar Wakatobi baru beroperasi tahun lalu. Padahal sudah dikasih sejak 4-5 tahun lalu karena listriknya nggak cukup, ” ujar Susi Pudjiastuti mengeluh.
Selain radar, Susi Pudjiastuti juga menjajaki peluang bekerja sama dengan Japan Coast Guard. Misalnya, pelatihan, dan pertukaran data. Dalam konteks ini, Susi juga berperan sebagai Komandan Satgas 115, pemberantas pencurian ikan. Susi diterima oleh Satoshi Nakajima, Komandan Japan Coast Guard.
Baca: Nyentriknya Menteri Susi,Naik Mobil Bak Polisi Sampai Makan Bakso
Susi Pudjiastuti juga bertemu dengan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Liberal Jepang, Toshihiro Nikai. Susi berharap pimpinan partai penguasa di Jepang itu bisa mendorong terealisasinya komitmen kerja sama Indonesia-Jepang yang pernah dibicarakan antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Shizo Abe beberapa waktu lalu. Termasuk di antaranya, pembangunan pelabuhan.
Pemerintah menargetkan pembangunan 24 pelabuhan, hingga 2019. Pemerintah berharap Jepang berinvestasi ke sektor itu, setidaknya di enam lokasi , seperti Sabang dan Morotai. Saat ini, Jepang baru terlibat dalam proyek pelabuhan Patimban di Jawa Barat. Susi berharap, Toshihiro membantu mempercepat kemungkinan investasi di sektor pelabuhan tersebut.
Toshihiro menyambut baik kerja sama yang selama ini terjalin antar kedua negara. Ia mengatakan akan melakukan penjajakan bila memang ada permintaan dari pemerintah Indonesia. “Kami akan mempelajarinya,” kata dia.
RETNO SULISTYOWATI (TOKYO)