TEMPO.CO, Jakarta - PT. Pertamina menambah stok elpiji 3 kg atau elpiji melon sebanyak lebih dari 5.000 tabung per hari di kecamatan Mesuji Timur. Hal itu menyikapi meningkatnya konsumsi elpiji dalam beberapa pekan ini.
Naiknya konsumsi menurut Pertamina bisa disebabkan oleh bayak hal satu diantaranya saat ini sedang berlangsung musim panen tambak didaerah itu.
Baca : Elpiji Dianggap Langka, Pertamina: Pasokan di Jakarta Aman
Area Manager Communication & Relations PT Pertamina MOR II Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) P, M. Roby Hervindo memastikan pihakanya bisa mengantisipasi kelangkaan tersebut.
“Mesuji sempat terjadi peningktan konsumsi karena ada panen tambak,” katanya Sabtu, 22 April 2017. Rata-rata konsumsi elpiji 3 kg di Kecamatan Mesuji Timur, Lampung ini setiap bulannya mengalami peningkatan. Khususnya April ini, warga Desa Rawajitu, Kabupaten Tulang Bawang yang berdekatan dengan Desa Wonosari sedang melakukan panen tambak plasma. Hal itu yang ditengarai mengakibatkan kenaikan konsumsi elpiji 3 kg.
Penambahan stok ini dilakukan melalui 3 agen dan 11 pangkalan yang ada di wilayah tersebut. Dibanding periode yang sama tahun lalu, pada Januari - April 2017 terjadi peningkatan konsumsi elpiji 3 kg sebesar 19 ribuan tabung, dari 515 ribu tabung menjadi 534 ribu tabung. Pada April 2017, terjadi peningkatan konsumi yang cukup signifikan.
Roby melanjutkan, Pertamina juga telah memberikan alternatif pilihan elpiji Bright Gas kemasan 5.5 kg dan 12 kg untuk memenuhi kebutuhan warga. Tabung pinky ini, ternyata cukup diminati warga, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya permintaan Bright Gas dari yang rata-rata 1 truk per minggu, saat ini menjadi 3 truk perpekan.
Simak pula : Ketua MUI KH Ma`ruf Amin: Khilafah Tidak Cocok di Indonesia
Pertamina, ujar Roby, berupaya maksimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, meskipun seperti yang kita ketahui, jalur distribusi yang harus ditempuh cukup sulit. “Kondisi geografis di sana dan infrastruktur akses yang kurang baik menyebabkan suplai elpiji dari agen ke pangkalan menemui banyak tantangan.”
Sementara itu Supriadi, warga Mesuji membenarkan di desanya sempat kesulitan mencari “gas melon” beberapa hari yang lalu. Ia tidak berani menduga-duga peyebab kelangkaan tersebut karena sebelumnya juga pernah terjadinya utamanya menjelang perayaan hari besar keagamaan ataupun panen.
Namun hari ini, Sabtu, 22 April 2017, warga yang sebagian besar petani dan petambak ini sudah bisa mendapatkan gas dengan mudah. Harganya pun tidak mengalami kenaikan meskipun sempat menjadi rebutan warga. “Sekarang kembali normal sepertinya,” katanya ketika dihubungi dari Palembang.
PARLIZA HENDRAWAN