TEMPO.CO, Jakarta - PT Prodia Widyahusada Tbk (kode saham: PRDA) berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 33,8 persen menjadi Rp 32,31 miliar pada kuartal I 2017. Sejalan dengan pertumbuhan laba, pendapatan emiten yang bergerak
di bidang laboratorium klinik kesehatan ini juga naik 6,5 persen menjadi sebesar Rp 331,57 miliar, dengan EBITDA bertumbuh 4,2 persen menjadi Rp 52,15 miliar.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan, pencapaian selama tiga bulan pertama 2017 ini menunjukkan bahwa fundamental perusahaan semakin solid. Hal ini sejalan dengan strategi Prodia untuk terus memperluas jejaring layanan dan menambah berbagai varian tes baru sesuai kebutuhan konsumen.
Baca: PT Prodia Widyahusada Tbk Resmi Melantai di Bursa
“Kami bersyukur kinerja Prodia terus bertumbuh dan dapat melayani lebih banyak masyarakat dengan bertambahnya jejaring layanan di berbagai daerah di Indonesia. Dengan fundamental yang semakin solid, kami optimistis Prodia akan terus menjaga
momentum pertumbuhan positif ini secara berkelanjutan,” tutur Dewi dalam siaran tertulisnya, Jumat, 28 April 2017.
Berdasarkan proyeksi Frost & Sullivan, sebuah lembaga riset independen global, belanja kesehatan per kapita Indonesia akan meningkat menjadi USD 110,8 pada tahun 2017. Perkiraan kenaikan belanja kesehatan ini sejalan dengan proyeksi
pertumbuhan ekonomi oleh Bank Indonesia di 2017 sebesar 5- 5,4 persen.
Dengan tambahan modal pasca IPO tahun lalu, Prodia akan terus melakukan ekspansi jejaring dan meningkatkan layanan dengan menggunakan teknologi diagnosis terbaru. “Selain memperkuat fundamental bisnis Prodia, strategi ini merupakan langkah konkret Prodia dalam mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia,” kata Dewi.
Pada kuartal I 2017, Prodia telah menambah, 9 unit Point of Care (POC), dua laboratorium rumah sakit. Pada awal Maret 2017, Prodia meresmikan Prodia Womens Health Centre (PWHC) sebagai pusat kesehatan khusus bagi perempuan berbasis
women-wellness yang pertama di Indonesia dengan teknologi diagnostik terbaru. Sejalan dengan meluasnya jejaring layanan, pada kuartal I 2017 jumlah tes yang dilakukan Prodia telah mencapai 3.178.415 tes dengan jumlah kunjungan pasien sebanyak 553.366 kunjungan pasien.
Baca: Dua Emiten Catat Saham Perdana di BEI Pekan Ini
Direktur Operasi Prodia, Andri Hidayat mengatakan hingga akhir Maret 2017, Prodia telah mengoperasikan jejaring layanan sebanyak 268 outlet. Terdiri dari 129 laboratorium klinik (termasuk 4 diantaranya dengan tambahan izin dan
layanan klinik Prodia Health Care/PHC) , 1 PHC stand alone, 2 klinik khusus, 11 laboratorium rumah sakit, dan 125 Point of Care (POC) Service di klinik dokter yang tersebar di 31 propinsi dan 111 kota di Indonesia.
Hingga akhir kuartal I 2017, aset Prodia mencapai Rp 1,83 triliun atau tumbuh 0,73 persen dari posisi 31 Desember 2016 sebesar Rp 1,82 triliun.
DESTRIANITA