TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua kadang tak sabar menanti anaknya bisa membaca dan menullis. Beragam cara tak jarang digunakan untuk menggegas anak bisa membaca dan menulis. Psikolog anak dari Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jane Cindy MPSi mengatakan ada tahapan perkembangan kemampuan baca tulis berdasarkan teori kemajuan anak yang perlu diperhatikan orang tua.
Baca juga; Gowa Bakal Hapus Mata Pelajaran Baca, Tulis, dan Hitung di SD
"Stimulasi yang tepat perlu diberikan sesuai dengan tahapan perkembangan usia anak," kata Jane dihubungi di Jakarta, Jumat, 28/4. Pada usia nol hingga tiga tahun, orang tua sebaiknya secara konsisten memberikan stimulasi berupa membacakan buku cerita anak-anak.
Dalam membacakan buku cerita, Jane menyarankan orang tua menggunakan volume suara yang terdengar jelas dengan intonasi yang sesuai dengan isi kalimat. Hal itu untuk menstimulasi ketertarikan anak terhadap buku dan kegiatan membaca.
Buku ideal yang dibacakan pada tahapan tersebut adalah buku yang bergambar, berwarna, berukuran tulisan besar dengan kalimat yang singkat.
Baca juga: Jangan Dipaksa, Biarkan Anak Belajar Sains dengan Menyenangkan
"Pada usia tiga hingga enam tahun, anak dapat diberikan stimulasi berupa pengenalan huruf dan angka. Anak belajar menghubungkan bentuk huruf yang dilihatnya dengan bunyi huruf," tuturnya.
Pada tahap tersebut, anak sebaiknya mulai diberikan kesempatan menggunakan berbagai alat tulis seperti pensil, spidol warna dan krayon untuk mencorat-coret dan menggambar. Hal itu untuk menstimulasi motorik halus anak.
Anak mulai diberi stimulasi membaca dan menulis sebaiknya mulai usia enam tahun ke atas dengan mempertimbangkan kesiapan anak.
"Salah satu tanda kesiapan anak untuk membaca adalah tertarik terhadap buku, senang mendengarkan cerita yang dibacakan dari buku dan sudah menguasai pengenalan abjad berupa menghubungkan bentuh dan bunyi huruf," katanya.