TEMPO.CO, Jakarta - PTT Exploration and Production Public Company Limited, perusahaan eksplorasi dan produksi minyak bumi nasional Thailand menggandeng Dompet Dhuafa menggelar program kompetisi pejuang kesehatan Indonesia.
Kompetisi pejuang kesehatan Indonesia merupakan salah satu dari program kepedulian sosial (social corporate responsibility - CSR) PTTEP di bidang kesehatan. PTTEP bekerja sama dengan Dompet Dhuafa telah mendirikan klinik kesehatan yang memberikan pelayanan gratis kepada dhuafa di Rorotan, Jakarta Utara yang diberi nama Gerai Sehat Rorotan.
Baca: Jokowi Minta PT Lapindo Ganti Rugi 30 Pengusaha Korban Lumpur
Titi Thongjen, General Manager PTTEP di Indonesia mengatakan kompetisi pejuang kesehatan menjadi salah satu rangkaian kegiatan memperingati ulang tahun Gerai Sehat Rorotan. "Ini merupakan tahun ketiga operasional klinik kesehatan Rorotan," ucapnya di Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu 28 April 2017.
Thongjen mengatakan setiap tahun perusahaan menyalurkan dana CSR bidang kesehatan berkisar Rp 7- Rp 8 miliar per tahun. Di luar kesehatan, perusahaan setiap tahun menggulirkan dana kepedulian sosial sebesar Rp 10,3 miliar.
Menurut Thongjen, kegiatan di Gerai Sehat Rorotan ini telah disiapkan untuk lima tahun ke depan. "Ini tahun ketiga dan kalau sukses mungkin akan diperpanjang untuk lima tahun ke depan," ucapnya.
Thongjen mengatakan perusahaan telah memberikan bantuan kepedulian sosial di 11 negara dengan dana yang disalurkan mencapai US$ 20 juta. "Jadi kegiatan di Indonesia tidak mengganggu perusahaan karena nilai CSR-nya tidak terlalu signifikan," ucapnya.
Terkait kompetisi pejuang kesehatan tahun ini, Thongjen menyebutkan proses pemilihan cukup panjang. Publikasi program dilakukan sejak 1 Desember 2016 dan ada 109 proposal yang masuk dari seluruh Tanah Air. Dari jumlah itu tersaring tiga terbaik yakni Jawa Barat, Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Barat.
Kriteria yang harus mereka penuhi untuk dapat terpilih sebagai pejuang kesehatan salah satunya yakni durasi program yang dijalankan harus sudah berjalan minimal 4 tahun. Kriteria lain yang harus dipenuhi adalah harus memiliki program yang unik, menginspirasi, kontributif, bersifat orisinil dan bermanfaat bagi masyarakat.
Baca: Telkomsel Diretas, BRTI: Cuitan Indosat dan XL Tak Beretika
Dr. Mawarti Arumi dari Konawe, Sulawesi Tenggara berhasil meraih tempat pertama melalui program bank sampah. Latar belakang pendirian klinik bank sampah yang digagasnya adalah rasa empati kepada para lansia yang memiliki keterbatasan ekonomi untuk mendapatkan akses layanan kesehatan. Sementara posisi kedua dan ketiga masing-masing diraih Ilham Rusting, Amd dari Entikong Kalimantan Barat dan Dr Dani Ferdian dari Bandung Jawa Barat.
SETIAWAN ADIWIJAYA