Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lapar? Coba Menu Liwet Beralas Daun Pisang

image-gnews
Nasi liwet Warung Teteh. TEMPO/ Nita Dian
Nasi liwet Warung Teteh. TEMPO/ Nita Dian
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Nasi dan lauk-pauk disajikan beralas daun pisang segar, lalu dilahap beramai-ramai. Menurut Fadly Rahman, pakar sejarah kuliner Nusantara, tradisi makan itu tersebar dari Sabang hingga Merauke. "Yang dicari bukan hidangannya tapi keguyubannya, sebagai bentuk syukur. Ada pula yang menandakan perdamaian antarsuku seperti di Papua," kata dia.

Fadly menuturkan tradisi ini berawal dari masyarakat agraris ribuan tahun silam. Di masa paceklik, masyarakat memasak bersama untuk memenuhi kebutuhan pangan. Mereka berkumpul untuk makan seadanya, dari apa yang diberikan alam. Konon, dari kebiasaan memasak bersama dengan memanfaatkan bahan pangan yang ada, muncul peribahasa makan enggak makan yang penting kumpul.

Dari berbagai ekspedisi, kata dia, muncul catatan mengenai kultur masyarakat Nusantara yang bersantap bersama di lantai dengan menggunakan daun pisang sebagai alas. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, tradisi ini masih subur. Orang setempat menyebutnya liwetan, dalam bahasa Indonesia berarti menanak nasi. Di Mojokerto, misalnya, saban gerhana bulan tradisi liwetan digelar oleh ibu hamil. Tujuannya supaya jabang bayi dan ibu terhindar dari petaka yang dibawa buto ijo.

Oleh para pelaku usaha kuliner di Ibu Kota, tradisi itu tetap diterjemahkan sebagai makan beramai-ramai beralaskan daun pisang, di rumah makan. Ada beberapa tempat yang menawarkan menu liwetan. Salah satu yang paling populer adalah Warung Teteh Sukabumi di Jalan Petogogan, Jakarta Selatan.

Tempat ini nyaris tak pernah sepi. Jangan coba-coba datang tanpa memesan tempat terlebih dahulu jika tak kuat menahan rasa kecewa akibat "ditolak". "Harus pesan dulu maksimal sehari sebelumnya biar kebagian tempat dan masaknya pas," kata Sugih, 19 tahun, pengelola warung.

Jam makan siang adalah saat yang paling ramai. Terbukti saat kami datang mengunjungi tempat itu pada Kamis lalu, hampir tak ada meja kosong.

Di sini, tak perlu sungkan menyambar ikan, pete, dan jengkol dengan menggunakan tangan telanjang, tanpa sendok atau garpu. Di sela lauk-pauk, kita akan menemukan sayur-mayur yang sebagian besar disajikan mentah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu pelanggan setia Warung Teteh adalah Hidayat Putrohari, 37 tahun, yang kerap memanjakan keluarganya makan besar di warung ini. "Sebulan sekali pasti ke sini sama anak, istri, atau teman sekantor," kata dia. Menu favoritnya adalah ikan dendeng asam manis. Untuk empat orang, Hidayat biasa mengeluarkan kocek minimal Rp 150 ribu.

Tradisi menyantap bersama beralas daun pisang juga ditemui di Bali dengan nama megibung. Di Jakarta ada restoran Ajengan Bali yang menawarkan sensasi megibung. Alas daun pisang dipakai untuk mengalasi piring, lalu ada sendok dan garpu yang disodorkan untuk membantu kita melahap sajian.

Ada pula sebuah piring bambu besar berisi aneka macam lauk-pauk yang siap disantap oleh empat hingga tujuh orang. Cita rasa Bali yang kaya bumbu rempah dan pedas menyambut penikmatnya. Dalam satu piring itu tersaji sate lilit, telur bebek pedas, sate tusuk, betutu, pelalah, jukut kalas, dan sambal matah.



DINI PRAMITA

Berita lainnya:
Superfood Puding Chia Ubi Ungu dari Chef Eddrian
2 Gaya yang Membuat Tali Sepatu Terlepas
Tempat-tempat yang Berpotensi Tularkan Penyakit ke Bayi

 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PPKM Seluruh Indonesia Diperpanjang, Ini Daftar Lengkap Poin Aturannya

10 Mei 2022

Petugas Satpol PP melakukan razia masker di depan Stasiun Klender, Jakarta, Selasa, 10 Mei 2022. Pemerintah memastikan akan terus memperpanjang masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) se-Indonesia hingga waktu yang belum ditentukan. Untuk PPKM Jawa-Bali diperpanjang hingga 23 Mei 2022. TEMPO/Muhammad Hidayat
PPKM Seluruh Indonesia Diperpanjang, Ini Daftar Lengkap Poin Aturannya

Terdapat beberapa poin penting dalam aturan terbaru mengenai perpanjangan PPKM se-Indonesia.


Dinas Pariwisata Sebut Artis Top Dilarang Live Music di Restoran & Kafe, Sebab..

27 Agustus 2020

Ilustrasi wanita ke kafe usai bekerja. shutterstock.com
Dinas Pariwisata Sebut Artis Top Dilarang Live Music di Restoran & Kafe, Sebab..

Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta' Gumilar Ekalaya menjelaskan larangan mendatangkan artis top ke restoran & kafe.


Asosiasi Restoran Amerika Rilis Pedoman Operasional Baru

30 Mei 2020

Ilustrasi pelayan membersihkan meja restoran. Shutterstock
Asosiasi Restoran Amerika Rilis Pedoman Operasional Baru

Pedoman baru operasional restoran selama wabah corona ini berlaku untuk pemilik, pegawai, dan pengunjung.


Uniknya Physical Distancing di Restoran, Pakai Topi Bersungut

18 Mei 2020

Ilustrasi wanita menikmati makanan di restoran. Unsplash/Pablo Merchan
Uniknya Physical Distancing di Restoran, Pakai Topi Bersungut

Pengelola restoran berkreasi dengan tetap menerapkan physical distancing atau jarak antar-individu.


Menikmati Nuansa Vintage di Legend Coffee Malioboro

18 Maret 2019

Legend Coffee. TEMPO | Muh. Syaifullah
Menikmati Nuansa Vintage di Legend Coffee Malioboro

Legend Coffee, sebuah tempat kongkow asik di tengah Kota Yogyakarta, berdekatan dengan kawasan Malioboro.


Hari Raya Imlek, Coba Menu Kantonis di Restoran Hakkasan

5 Februari 2019

Beef Merlot di Hakkasan Jakarta, Hotel Alila SCBD Jakarta. (dok. Hakkasan Jakarta)
Hari Raya Imlek, Coba Menu Kantonis di Restoran Hakkasan

Restoran Hakkasan bertempat di lantai 25 dan 26 Hotel Alila SCBD dan baru dibuka pada Jumat, 8 Februari 2019.


Ketahui Rasa Gelato yang Rentan Mengandung Rum dan Alkohol

1 Oktober 2018

Gelato di restoran Iceberg Caffe Pizza and Gelato di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. TEMPO | Rini K
Ketahui Rasa Gelato yang Rentan Mengandung Rum dan Alkohol

Restoran Iceberg Caffe Pizza and Gelato ini sengaja menyesuaikan pakem rasa gelato dengan penduduk Indonesia yang sebagian besar muslim.


Ngopi atau Ngeteh di Kafe Pinggir Danau

29 April 2018

Ice Latte khas Anthology Coffee & Tea. tabloidbintang.com
Ngopi atau Ngeteh di Kafe Pinggir Danau

Belum dua bulan dibuka, keberadaan kafe di kawasan Sentul ini sudah diketahui banyak orang.


Menikmati Kopi Racikan Barista Kopilot

21 April 2018

Sebuah kreasi Latte Art berbentuk bunga disajikan di dalam segelas kopi latte yang dibuat di kedai kopi Cafe Competence Center di Vienna, Austria, 4 Mei 2017. REUTERS
Menikmati Kopi Racikan Barista Kopilot

Kafe di Jakarta Timur mungkin belum semeriah di wilayah Jakarta lainnya. Namun berbahagialah warga setempat punya Kopilot di Cipayung.


Kafe Ramah Anak Brood-en-Boter

16 April 2018

Seorang anak laki-laki menggambar kucing di papan tulis saat berada di Kafe kucing
Kafe Ramah Anak Brood-en-Boter

Kafe di Jakarta tidak hanya memfasilitasi mereka yang ingin bekerja, tapi juga yang ingin mengajak anak balita menikmati suasana kafe masa kini.