TEMPO.CO, Jakarta -Grup Band asal Bandung, Jeruji, akhirnya menyelesaikan turnya di Eropa. Selama hampir sebulan, 8-30 April 2017, Jeruji sukses menghibur para pencinta musik hardcore punk di 20 kota di 9 negara Eropa.
“Senang banget bisa diapresiasi dengan bagus di sana. Bahkan ada band lain yang lain bilang hebat tur 20 kota masih hidup,” ujar Vincent Rumahloine, manajer Jeruji saat konferensi pers di kawasan Thamrin, Jakarta pusat, Senin, 15 Mei 2017.
Jeruji memulai aksi panggung mereka di Paris, Prancis yang mempunyai banyak penggemar musik hardcore punk. Tur mereka juga berakhir di Prancis, yakni di kota Bailleul.
Jeruji menjelajahi kota- kota demi kota, melintasi negara dengan mengendarai mobil van secara terus menerus. “Kami tampil di kota-kota kecil kaya kecamatan. Kota besar beberapa saja,” ujar Ginan sang vokalis dengan bahasa Sunda yang medok dan disambut tawa. Meski begitu ternyata apresiasi para penggemar musik di sana cukup besar. “We want more, we want more terus. Ada juga penonton yang ikuti di kota berikutnya.”
Keberangkatan Jeruji ini didukung Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) melalui program Satu Pintu. “Ini merupakan komitmen kami untuk pengembangan ekonomi kreatif,” ujar Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah Bekraf, Endah Wahyu Suliastianti.
Keberhasilan Jeruji, kata Endah, juga membuka peluang band-band dan pelaku industri kreatif lain untuk bekerja sama dan mengisi pasar internasional. Hal ini ditandai dengan membuka kontrak dengan promotor Eropa seperti yang dilakukan di Praha, Ceko. “Ternyata ada pasarnya, dan mereka terbuka asal bandnya sudah solid, punya basis massa dan album,” ujar Endah.
Vincent dan anggota Band Jeruji pun senang mendapat kesempatan keliling Eropa. Mereka mengaku mendapat banyak ilmu, pengalaman, dan jaringan yang membuka peluang mereka lebih besar. Mereka juga mendapatkan banyak tawaran manggung di beberapa festival pada tahun depan, juga penawaran rilis album. “Seperti membuka pintu, kamu mau apa saja bisa dilakukan di sana,” ujarnya lagi.
DIAN YULIASTUTI