TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pertumbuhan ekonomi di sejumlah daerah melambat dibanding yang diprediksi sebelumnya. Perlambatan ekonomi terjadi di Sumatera karena menurunnya investasi dan perdagangan antar daerah. Selain itu, Sulawesi, Ambon, Papua, Bali dan Nusa Tenggara juga terjadi perlambatan karena menurunnya ekspor bahan tambang.
Baca: Bank Sentral Pertahankan Suku Bunga 4,75 Persen Bank Indonesia
Meski demikian, menurut Agus Marto, pertumbuhan ekonomi sepanjang triwulan I 2017, lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. "Pertumbuhan triwulan I 2017 tercatat sebesar 5,01 persen," kata Agus Martowardojo saat ditemui di Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis, 18 Mei 2017.
Baca: Apresiasi Perbaikan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia
Agus Marto menuturkan pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,94 persen dan lebih tinggi secara year on year sebesar 4,92 persen. Dia menambahkan pertumbuhan tertinggi terjadi di sisi ekspor dan belanja pemerintah.
Baca: Menteri Darmin Sebut Pertumbuhan Ekonomi Tinggi
Menurut Agus perbaikan kinerja ekspor terjadi karena dipengaruhi membaiknya harga komoditas global, seperti batu bara dan karet dan juga didukung meningkatnya pertumbuhan ekonomi dunia. Agus mengungkapkan belanja barang dan modal pemerintah dapat memperbaiki kinerja investasi, utamanya investasi bangunan sejalan dengan berlanjutnya proyek infrastruktur pemerintah. Selain itu, pertumbuhan konsumsi rumah tangga juga masih kuat.
Agus Marto menjelaskan secara spasial perbaikan PDB triwulan I 2017 ditopang oleh pertumbuhan ekonomi di Jawa, terkait dengan investasi. Kalimantan juga cerah karena ekspor komoditas mulai kembali menggeliat.
Bank Indonesia memperkirakan perekonomian 2017 masih akan tumbuh di kisaran 5-5,4 persen secara year on year. Prospek pertumbuhan ditopang oleh ekspor dan investasi yang terus membaik dan juga konsumsi yang tetap kuat.
DIKO OKTARA