TEMPO.CO, Jakarta - Perekonomian Jepang berhasil tumbuh melampaui perkiraan pasar pada kuartal I 2017. Capaian ini berhasil memperpanjang tren ekspansi pada produk domestik bruto (PDB) Jepang selama enam kuartal berturut-turut.
Dalam keterangan resminya, Kantor Kabinet Jepang menyebutkan PDB kuartal I 2017 tumbuh 2,2 persen. Level tersebut berhasil melampaui ekspektasi para ekonom yang disurvei Reuters, yang memprediksi pertumbuhan ekonomi Januari-Maret 2017 akan melaju 1,7 persen.
Adapun pertumbuhan pada periode tersebut menjadi laju tercepat sejak Januari tahun lalu, serta menjadi rekor ekspansi terlama dan terpanjang selama satu dekade terakhir. “Permintaan luar negeri yang kuat telah mendukung pemulihan yang mantap di Jepang,” kata Kantor Kabinet Jepang dalam keterangan resmi, Kamis, 18 Mei 2017.
Data ekonomi terbaru Negeri Sakura tersebut, menurut para ekonom, akan menawarkan ruang yang lebar bagi Bank Sentral Jepang (BOJ) untuk mendorong laju inflasi domestik. Pasalnya, laju pertumbuhan inflasi negara tersebut masih cukup rendah di tengah lambatnya pertumbuhan belanja rumah tangga masyarakat.
Kyohei Morita, Kepala Ekonom Credit Agricole, menyatakan perekonomian Jepang sedang menikmati pertumbuhan yang baik karena didorong permintaan domestik dan eksternal. Belanja konsumen tetap relatif rendah. "Namun BOJ masih memiliki ruang untuk memperbaiki sekaligus memacunya kembali," tuturnya.
Kantor Kabinet Jepang juga melaporkan PDB nominal turun 0,1 persen pada kuartal I 2017, setelah mencatatkan pertumbuhan yang cenderung mendatar pada Oktober-Desember. Selain itu, konsumsi swasta, yang menyumbang sekitar 60 persen PDB Jepang, tercatat meningkat 0,4 persen pada kuartal pertama tahun ini. Capaian itu menyamai perkiraan pasar dan menjadikannya tetap tumbuh selama lima kuartal berturut-turut.
Adapun belanja modal naik 0,2 persen pada periode yang sama. Jumlah itu berada di atas ekspektasi pasar, yang memprediksi penurunan 0,4 persen. Di sisi lain, permintaan di luar negeri atau ekspor dikurangi impor tumbuh 0,1 persen. Hal ini menandakan perbaikan ekonomi luar negeri mendukung pemulihan Jepang.