Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Benarkah Malaria Tak Bisa Dibasmi 100 Persen?

image-gnews
AP/CDC, University of Notre Dame, James Gathany
AP/CDC, University of Notre Dame, James Gathany
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Keajaiban untuk menghapuskan malaria dari seluruh dunia tampaknya tak mungkin terwujud setelah para ilmuwan di London, Inggris, menemukan dampak dari nyamuk penular super.

Untuk pertama kali, para peneliti telah memperlihatkan bahwa jumlah parasit yang dibawa masing-masing nyamuk mempengaruhi peluang penularan malaria. Mereka mengatakan penemuan itu dapat memiliki dampak global bagi kesehatan masyarakat dan bagi pengembangan vaksin antimalaria.

Para ilmuwan di Center for Outbreak Analysis and Modelling, Medical Research Council, mengatakan beberapa penemuan baru mungkin menjelaskan mengapa hanya vaksin malaria yang terdaftar, yakni RTS, S, hanya memiliki sebagian dampak keberhasilan dalam beberapa percobaan belum lama ini.

Mereka mengatakan untuk memastikan kekuatan penularan malaria, para peneliti dan organisasi internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini mengandalkan langkah yang disebut entomological inoculation rate (EIR), yaitu angka rata-rata mengenai potensi penularan dari gigitan nyamuk per orang per tahun.

Namun mereka mengatakan tindakan itu tidak memperhitungkan berapa besar masing-masing penularan gigitan nyamuk. Mereka menambahkan tak ada studi menyeluruh yang menggunakan gigitan nyamuk yang lebih akurat mencerminkan skenario dunia sesungguhnya.

Di dalam sebuah penelitian yang didanai oleh PATH Malaria Vaccine Iniative dan Medical Research Council (MRC), yang disiarkan di jurnal PLOs Pathogens, para peneliti telah menemukan jumlah parasit yang dibawa setiap nyamuk mempengaruhi apakah seseorang akan terserang malaria.

Sebagian nyamuk dapat "sangat menular" sehingga serangga itu sangat mungkin menularkan penyakit tersebut. Para peneliti itu mendapati semakin banyak parasit pada kelenjar liur nyamuk, semakin mungkin hewan tersebut menularkan malaria dan juga semakin cepat penularan terjadi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berbagai penelitian pada tikus dan manusia relawan memungkinkan tim peneliti untuk menjelaskan mengapa vaksin malaria RTS,S hanya efektif 50 persen dan mengapa setiap perlindungan dengan cepat merosot setelah tiga tahun.

"Vaksin tersebut kurang efektif ketika tikus atau manusia digigit oleh nyamuk yang membawa lebih banyak parasit. Para peneliti menduga ini terjadi karena vaksin hanya bisa membunuh sejumlah tertentu parasit dan vaksin itu kalah ketika populasi parasit terlalu banyak," sebut penelitian itu.

Dr. Andrew Blagborough dari Departemen of Life Sciences di Imperial College London, mengatakan, "Penemuan ini dapat memiliki dampak besar bagi kesehatan masyarakat. Kita telah memperlihatkan bahwa konsep mengenai pengandalan pada jumlah gigitan saja untuk memperkirakan beban malaria cacat dan barangkali telah menghambat keberhasilan penggunaan langkah pengendalian dan pengembangan vaksin yang efektif.”

Penulis lain studi tersebut, Dr. Thomas Churcher, yang juga dari Imperial, berkata, "Pengembangan vaksin telah berlangsung lama dan pendapat baru ini bisa membantu studi vaksin pada masa depan untuk dicoba dengan lebih aktif. Namun, pada akhirnya, tampaknya tak mungkin satu peluru magis akan menghapuskan malaria dan kita mesti terus mencari serta menerapkan gabungan strategis bagi pengurangan beban mengenai penyakit ini."

ANTARA

Artikel lain:

Indikasi Puasa Sukses Menurut Kesehatan, Ini Kata Pakar
Tak Ada Alasan Lagi Menolak Kondom, Simak Penjelasannya
Mandi Air Panas, Manfaatnya Sama dengan Olahraga

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

7 jam lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

9 jam lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

1 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

1 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

5 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

8 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

9 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

16 hari lalu

Menu sambal goreng hati sapi. shutterstock.com
Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

17 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.