TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah Anda mendengar istilah Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan? Artificial Intelligence adalah komputer, mesin, atau robot yang dibekali kemampuan berpikir selayaknya manusia.
Jika Anda pengguna setia mesin pencari Google, aplikasi Siri, Google Translate, atau OK Google, tanpa disadari Artificial Intelligence sudah menjadi bagian hidup Anda.
Biasanya Artificial Intelligence berbentuk mesin atau peranti lunak yang diciptakan untuk menggantikan peran manusia dalam rangka memudahkan sebuah pekerjaan atau pemecahan masalah secara lebih efisien.
Dalam kuliah terbuka di Universitas Columbia, Amerika Serikat awal tahun ini, pendiri perusahaan komputer Microsoft, Bill Gates, meyakini perkembangan Artificial Intelligence akan sangat pesat dan menjanjikan.
Tentu saja, perkembangan Artificial Intelligence, juga penemuan mesin dan robot cerdas akan membawa perubahan bagi kehidupan manusia, khususnya di sektor pekerjaan. Kemudian muncul anggapan, jika Artificial Intelligence tidak dikontrol dengan baik, akan merugikan manusia karena semakin banyak lapangan pekerjaan yang diambil alih oleh teknologi sehingga pengangguran meningkat. Benarkah demikian?
Benjamin Pring, Wakil Presiden Cognizant Technology Solutions, penyedia layanan bisnis, teknologi, dan konsultasi global terkemuka di Teaneck, New Jersey, Amerika Serikat, mengatakan dua alasan mengapa Anda tidak perlu mencemaskan kemajuan Artificial Intelligence di dunia kerja, apalagi sampai takut kehilangan pekerjaan.
Pertama, kebanyakan pekerjaan sifatnya adalah kumpulan berbagai tugas. Hanya ada beberapa pekerjaan yang bersifat otomatis, dan pekerjaan yang berlaku rutin serta membosankan itulah yang biasanya diambil alih Artificial Intelligence. Sementara pekerjaan yang bersifat dinamis dan membutuhkan imajinasi serta kreativitas tinggi sulit digarap Artificial Intelligence.
Kedua, menurut Pring, sudah biasa kemunculan teknologi baru disertai kekhawatiran. Namun pada akhirnya teknologi itu justru akan menumbuhkan berbagai pekerjaan baru yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Pastinya akan ada pertumbuhan besar lapangan kerja yang berhubungan dengan teknologi Artificial Intelligence, seperti data ilmiah, robotik, dan teknisi peranti lunak,” kata pria yang juga menulis buku cara menghadapi mesin canggih di dunia kerja, What to Do When Machines Do Everything: How to Get Ahead in a World of AI, Algorithms, Bots, and Big Data.
Namun demikian, Pring memperingatkan agar Anda bersiap diri dan membekali diri dengan kemampuan untuk beradaptasi dengan Artificial Intelligence jika tidak ingin tergerus zaman.
Berita lainnya:
Serba Hitam di Musim Panas, Siapa Takut?
Gigi Susu Sama Pentingnya Seperti Gigi Permanen, Jangan Bolong
Sabtu Besok, Zaskia dan Shireen Sungkar Luncurkan Busana Ramadhan