TEMPO.CO, Jakarta - Saat menjalani ibadah puasa, kita sering mengalami bau mulut alias halitosis. Bau mulut dipicu oleh ketidakaktifan rongga mulut dari siang hingga sore hari, serta minimnya ekspos mulut terhadap oksigen. "Bau mulut biasanya memburuk saat menjelang berbuka puasa," kata dokter spesialis penyakit dalam Miftaurachman.
Menurut dokter di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, ini, intensitas bau mulut selama puasa bergantung pada makanan yang dikonsumsi. Beberapa makanan yang biasa memicu halitosis adalah bawang putih, bawang merah, daging, ikan, keju, dan alkohol. Baca: Puasa, Manfaatnya dari Langsing sampai Menghalau Racun
Baca Juga:
Bau mulut bisa diatasi dengan membersihkan gigi dan mulut, serta berkumur dengan obat kumur. "Selain itu, penderita perlu mengobati penyakit dasar, seperti penyakit pada gusi, gigi berlubang, atau kerusakan gigi yang berat, serta penyakit lambung," katanya.
Dokter gigi Felicia Melati menambahkan, saat berpuasa, rongga mulut akan lebih kering dari biasanya karena tidak ada makanan yang dikunyah sehingga produksi saliva (ludah) berkurang. Hal itu menyebabkan bakteri anaerob penghasil belerang berkembang biak, terutama jika kondisi kebersihan gigi dan mulut buruk. Baca juga: Berat Badan Malah Naik Selama Puasa, Ada 7 Penyebabnya
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah bau mulut:
- Menggosok gigi dan membersihkan rongga mulut saat sahur dan sebelum tidur.
- Menghindari makanan beraroma kuat. Menggosok gigi dan berkumur hanya menutupi aroma makanan ini untuk sementara.
- Pakailah sikat lidah untuk membersihkan permukaan lidah.
- Berkumur saat wudu.
- Membersihkan karang gigi dan menambal gigi berlubang.
- Memperbanyak makan sayur dan meminum air putih.
- Rendam gigi tiruan dalam antiseptik saat tak digunakan.
- Berhentilah merokok.
MARTHA WARTA SILABAN
Berita lainnya:
Apa Saja Gejala Hipotiroid dan Hipertiroid
Tips Diet: 6 Cara Bakar Kalori Tanpa Olahraga
Pelakor atau Valakor, Istilah Baru buat Pemicu Keributan