Buka Puasa Bersama Anak Yatim, Panglima TNI Berkisah Soal Simbok

Editor

Elik Susanto

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo  membantu kepolisian menyelidiki tragedi bom dan baku tembak di Sarinah. TEMPO/Putri Adityowati
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo membantu kepolisian menyelidiki tragedi bom dan baku tembak di Sarinah. TEMPO/Putri Adityowati

TEMPO.CO, Yogyakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo buka puasa bersama dengan anak yatim di Pangkalan Udara Adisutjipto, Minggu, 4 Juni 2017. Kedatangan Panglima TNI disambut Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Selesai bersalaman, Gatot langsung berpidato karena waktu berbuka puasa sudah dekat. Dalam pidatonya, Panglima TNI mengisahkan seorang Simbok (ibu) yang selalu berbagi. “Ada pesan moral untuk berbagi, jangan menunggu kaya untuk berbagi ke sesama,” kata Gayot di Skadron Pendidikan 102 Pangkalan Udara Adisutjipto, Yogyakarta.

Baca: Panglima TNI: Jangan Jadikan Indonesia Ajang Konflik Agama

Apa yang diceritakan jenderal bintang empat ini persis seperti pesan berantai melalui media sosial dan Whatsapp. Judul pesan itu adalah SIMBOK. Gatot menegaskan hikmah berbagi kepada sesama.

Gatot lantas mengutip tulisan tentang SIMBOK untuk berbagai sebelum kaya. “Nek nunggu bandamu nglumpuk lagek aweh, ndak kowe mengko rumongso isih duwe butuh terus, dadi ra tau iso aweh kanthi ikhlas (Kalau menunggu harta terkumpul baru berbagi, nanti kamu merasa belum cukup terus. Sehingga kami tidak pernah bisa berbagi secara ikhlas),” ujar Gatot.

Menurut Gatot, dalam kisah SIMBOK, orang yang danggap tidak punya harta itu bukan ukuran. "Yang penting tidak telantar, bisa makan, bisa hidup, bisa ibadah, anak-anak bisa sekolah, anak-anak bisa jadi orang berhasil, itu sangat hebat. Itu semua pemberian Tuhan."

Gatot melanjutkan, "Simbokku benar, sugih (kaya) itu kemampuan hati memberi untuk liyan (orang lain), bukan soal mengumpulkan (harta) untuk diri sendiri,” ucap Gatot seperti di tulisan itu.

Acara buka bersama dengan anak yatim piatu berlangsung tertibdari. Selain anak yatim, mereka yang ikut buka bersama adalah santri dari 16 pondok pesantren serta jajaran TNI Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Angkatan Darat.

Taufiqurrahman, penceramah sebelum buka puasa, mengatakan dua kebahagiaan bagi orang puasa. Pertama saat buka puasa dan kedua saat bertemu Tuhan. “Puasa itu milik Allah, dan Allah yang akan memberi pahala.”

MUH SYAIFULLAH